Jelas, karena traksi ban akan menurun drastis, terlebih lagi pada kecepatan lebih tinggi.
Kalau pengereman bertumpu pada ban depan, motor akan mudah melintir.
Sedangkan kalau hanya menggunakan rem belakang, risikonya bisa sliding.
Hal paling penting yang harus dihindari adalah ban tidak mengunci.
(Baca Juga: Stop Berkendara Pakai Mantel Kresek, Berikut Daftar Harga Jas Hujan di Distributor)
Jadi, jika terjadi gejala aqua planning usahakan untuk mengerem secara perlahan sambil mengarahkan kendaraan ke tempat yang aman.
Lantas bagaimana cara mencegah aquaplaning?
Nomor satu dan paling penting tentu jangan melewati genangan air dengan kecepatan tinggi.
Tindakan preventif lainnya untuk mencegah gejala aquaplaning saat sedang berkendara di musim hujan adalah menjaga tekanan angin ban.
(Baca Juga: Pentingnya Traction Control Saat Berkendara di Musim Hujan, Kenapa?)
"Pastikan tekanan angin sesuai dengan standar pabrikan," ujar Adrianto Sugiarto Wiyono, Intruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) kepada GridOto.com.
Tekanan angin yang sesuai membuat tapak ban bisa sempurna dan optimal menempel pada permukaan jalan.
Periksa juga ketebalan kembangan atau alur ban.
Kembangan ban yang tebal memiliki peran untuk memecah air ketika melewati genangan air.
(Baca Juga: Bikin Sabun Salju Buat Cuci Motor, Cocok Buat Musim Hujan Nih!)
Jika kondisi ban sudah baik, kurangi kecepatan ketika melewati genangan air.
Tujuannya untuk mencegah potensi aquaplaning yang terjadi bila genangan air yang dilewati ternyata cukup tinggi.
Selain itu juga mengurangi kecepatan bisa memperbesar kesempatan untuk menghindar dari kejadian yang tidak diinginkan.
Intinya hati-hati dan selalu konsentrasi saat berkendara di musim hujan ya!