Sehingga, kita merasa waktu juga akan terasa berjalan lebih cepat.
Return trip effect ini juga tidak akan begitu trasa jika saja kita sudah biasa melalui rute tersebut.
Kemudian ada pendapat lain, saat berangkat ke suatu tempat, kita biasa memperkirakan kapan kita akan sampai di tempat tujuan.
Namun, ternyata perkiraan kita itu bisa salah dan sampai tidak pada waktu yang kita rencanakan.
Salah satu penyebab gagalnya perkiraan waktu perjalanan yaitu kita terjebak kemacetan di jalan.
(Baca Juga: Begini Rasanya Touring 1.000 Km Lebih Naik Honda ADV150. Gimana Konsumsi BBM-nya?)
Hal ini membuat kita terus melihat jam untuk mengecek apakah kira-kira kita bisa sampai pada tujuan tepat waktu.
Sehingga menyebabkan kita merasa perjalanan ditempuh terasa lebih panjang.
Sedangkan saat pulang, kita merasa perjalan lebih cepat padahal lewat rute yang sama.
Hal ini karena kita tidak lagi perkirakan kapan kita akan sampai di rumah.
Jadi begitu penjelasannya soal return trip effect, sudah enggak penasaran lagi ya kenapa lebih cepat merasa sampai rumah dan langsung teringat kalau besok sudah senin atau liburnya sudah habis, hehehe...