GridOto.com - Belum banyak yang tahu, ternyata bus yang beroperasi di rute Tol Trans Jawa dengan Jalan Lintas Sumatera memiliki spesifikasi yang berbeda.
Pasalnya, rute Tol Trans Jawa yang didominasi trek lurus membutuhkan bus dengan spek berbeda dibandingkan dengan jalan lintas Sumatera yang didominasi jalur berkelok, khususnya daerah pantai barat Sumatera.
Menurut Kusririn, Research & Development Manager Karoseri Laksana, secara umum rangka bodi bus terdiri dari dua jenis bahan yang fleksibel dan kaku.
Jalur lurus seperti Tol Trans Jawa butuh rangka bodi yang kaku agar bus dengan wheelbase panjang dapat melaju stabil.
“Sementara kalau bus yang melalui jalur berkelok, di titik tertentu kami reinforce supaya meredam getaran, di titik tertentu kami kunci kuat, di titik tertentu bukan kami lemahkan, tapi kami biarkan fleksibel,” ucapnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/11/2019).
(Baca Juga: Karoseri Semarang Berhasil Tembus Pasar Mancanegara, Target Produksi 1.200 Unit Sampai Akhir Tahun)
Ia berujar, karoseri Laksana merupakan body builder pertama di Indonesia yang menggunakan bahan galvanis dalam membangun rangka bodi bus.
Bahan ini dinilai cukup awet dan tebal meski tak lebih ringan dari aluminium, namun dari sisi harga lebih terjangkau.
Sementara itu Direktur Utama PT San Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, yang juga Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), mengatakan bahwa perusahaan bus sering memberikan masukan bagi karoseri dalam membangun sebuah bus.
Menurutnya, hal ini diperlukan untuk membangun bus yang sesuai dengan jalur trayek atau medan yang biasa dilewati.
Dengan begitu, konsumen bisa puas dan kembali menggunakan transportasi darat seperti bus.
(Baca Juga: Low Deck Bus Beroperasi di Semarang, Ramah untuk Difabel, Ibu Hamil, dan Manula?)
“Jadi pengalaman PO San dari tahun 1992 saat mulai jalan, sudah banyak yang kami lalui dan analisa,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Seperti diketahui, PO San terkenal dengan trayek Padang-Bengkulu, Lampung-Bengkulu, Jakarta-Bengkulu, hingga Solo-Bengkulu.
Di mana rute tersebut, melewati berbagai kondisi jalan, dari jalur lurus hingga berliku.
Ia mengatakan analisis dilakukan mulai struktur bawah, dari melekatkan rangka bodi ke sasis, menghitung twisting sasis karena vibrasi engine, bagaimana proses twisting pada saat di tikungan karena wheelbase yang panjang.
“Hingga sudut datang dan sudut pergi saat di kapal, sampai body rolling, itu coba kami analisa bareng, dan ini diterapkan oleh Laksana,” kata Lesani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Spek Teknis Bus Trans Jawa dengan Sumatera Berbeda