(Baca Juga: Menguak Esemka Bekas Mobil Dinas Jokowi, Terparkir Berdebu di Bengkel SMKN 2 Solo)
Sedangkan kecepatan yang bisa ditempuh dengan mobil itu masih belum bisa dipastikan.
Sebab, sejauh ini pihaknya masih dalam tahap menghitung kecepatan.
“Kalau selama ini yang kami coba, mobil dengan medan sempit bisa sampai 60 kilometer per jam. Tapi itu masih belum maksimal, masih bisa di-up atau ditambah sampai 100 kilometer per jam,” kata dia.
Dalam pengisian daya mobil, pihaknya selain memanfaatkan baterai berencana akan menggunakan solar cell.
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan jurusan teknik listrik yang ada di sekolah.
"Jadi ada dua cara pengisian daya mobil, selain dicas juga bisa menggunakan solar cell," katanya.
Ke depan, target mereka tidak muluk-muluk. Mereka akan memproduksi secara mandiri mobil listrik untuk kepentingan sekolah.
Sejauh ini, dalam perakitan mobil listrik menghabiskan biaya sampai Rp 60 juta.
(Baca Juga: Bikin Kelas Khusus, Yamaha Bikin Ruang Praktik di SMKN 1 Wajo)
“Rencananya memang kami akan produksi sendiri untuk internal sekolah saja,” kata dia.
Salah satu siswa yang terlibat dalam perakitan mobil listrik, Dimas Raffy Syechan, menuturkan, mobil listrik ini memiliki banyak kelebihan.
Utamanya mobil listrik ini tidak ada memproduksi polusi saat digunakan.
“Kalau mobil biasa itu menyebabkan polusi, ini solusi untuk menanggulangi polusi,” katanya.
Sementara dalam perawatannya mobil listrik lebih mudah.
Misalnya, tidak perlu repot harus ganti oli segala, cukup dengan mengecek dinamo sebagai penggerak dan baterai sebagai penyimpan daya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Mobil Listrik SMK NU Maarif Kudus Mampu Tempuh 200 Kilometer, Dijamin Bisa Ngebut Tanpa Polusi