Tujuannya tentu untuk mengetahui ketahanan cangkang helm tersebut.
Selanjutnya ada uji penetrasi.
Uji penetrasi dilakukan untuk mengetes kemampuan serap benturan dari bahan inner yang terdiri dari busa halus, kain dan styrofoam.
Cara mengujinya menggunakan dummy (boneka menyerupai kepala manusia), kemudian helm dibenturkan dengan benda tumpul.
“Nantinya angka benturan yang diterima oleh dummy tak boleh lebih dari 300G (gravity), jika lewat artinya kepala tersebut sudah gegar otak dan tidak lulus SNI,” jelas Tatap.
(Baca Juga: Udah Bisa Belum? Gini Cara Pakai Helm dengan Pengait Double-D Ring)
Selanjutnya, uji size atau ukuran helm.
Dalam ujian ini, helm dituntut punya ukuran yang tetap setelah mendapatkan benturan.
Terakhir adalah uji chain strap atau tali helm.
Helm akan diganduli beban yang dilepas bersamaan.
Dan tali helm yang lulus adalah yang tidak memuai (ukuran panjang berubah), kunciannya tidak copot, serta tali tidak terputus.