Hanya Boleh Dilakukan Saat Darurat! Ini Tips Melakukan Panic Braking

Taufan Rizaldy Putra - Senin, 30 September 2019 | 08:20 WIB

Sistem rem ABS memiliki peranan penting saat pengereman darurat atau panic braking (Taufan Rizaldy Putra - )

“Pulse, rem diinjak dan lepas secara terus menerus sampai kendaraan dapat berhenti dengan aman. Dan threshold and Avoid, rem dengan cara meremas pedal, setelah kendaraan dapat dikontrol lakukan gerakan menghindar,” papar Sony.

Ada dua teknik yang dapat dilakukan pada mobil non-ABS.

(Baca Juga: Kampas Rem Racing Lebih Pakem Dari Standar Mobil, Mitos Atau Fakta?)

Pada prinsipnya, ban tidak boleh terkunci atau terblok, yang dapat mengakibatkan kendaraan tidak dapat di kontrol.

Kalau kendaraan dilengkapi ABS, pekerjaan driver jauh lebih mudah karena bantuan fitur keselamatan tersebut.

“Injak rem full, komputer yang akan mengatur iramanya, sehingga ban tidak terkunci,” jelas instruktur safety dan peslalom ini.

Yang perlu digarisbawahi adalah panic braking merupakan aksi emergency, tapi tidak menjamin pengemudi terhindar dari tabrakan kalau jarak terlalu dekat.

Pengereman hanya mengurangi parahnya impact sehingga tabrakan masih tetap mungkin terjadi.

Cara yang terbaik tetap menjaga jarak aman. Kalau lalu lintas padat, semrawut sehingga sulit menjaga jarak aman, jaga emosi Anda.

Karena emosi yang tak terkendali dapat memperbesar variabel error saat Anda berkendara.