Jenis rem ini diciptakan Herber Food dari perusahaan Ferodo ltd.
Kampas yang digunakan menggunakan bahan campuran sabut dengan kain katun (cotton belting).
(Baca Juga: Tips Jaga Kampas Rem Mobil Supaya Lebih Awet, Begini Caranya)
Selanjutnya sekitar 1908, bahan asbestos mulai digunakan.
Asbestos merupakan paduan kuningan dan serat metal yang disatukan menggunakan binder (bahan pengikat) namun belum dicetak.
Hingga 1920, kampas rem mulai dicetak dengan serat metal dengan ukuran lebih pendek, logam kuningan yang lebih halus serta tambahan bahan organik.
Namun pada 1994, ditemukan kalau asbestos mengandung zat Karsinogen yang dituding sebagai salah satu zat penyebab kanker paru-paru.
Sejak itu, produksinya pun mulai perlahan di hentikan. Sebagai gantinya adalah penggunaan brass, copper fiber dan aramid pulp.
(Baca Juga: Terungkap! Kenapa Kampas Rem Cakram Diberi Gemuk, Ada Manfaatnya lho)
Kampas rem non-asbestos ini terbagi 2, yakni low steel yang masih mengandung besi meski sedikit dan non-steel yang tidak menggunakan besi.
Selain ramah lingkungan, kampas rem non-asbestos juga memiliki segudang kelebihan lain seperti tidak mudah bunyi, tahan panas dan memiliki friksi baik.
Namun ada 2 kelemahannya, kotoran dari pengikisan kampas berwarna hitam dapat mengotori pelek dan harganya pun lebih mahal dari kampas rem asbestos.
Kini kampas rem sudah ada yang mengaplikasikan bahan ceramic.
Harganya yang mahal membuat aplikasinya terbatas dan paling banyak di dunia balap.