Uji statis sendiri dilakukan dengan cara kendaraan berat ini berhenti di tengah-tengah jalan tol untuk menguji seberapa statisnya girder dari konstruksi layang tersebut.
Jika hasil uji statis menunjukkan hasil yang lebih kecil dibanding perhitungan awal, maka jalan layang tersebut lendutan jalan layang tersebut dibilang kaku di mana hal tersebut baik untuk kekuatan jembatan.
Sementara uji dinamis dilakukan dengan cara kendaraan berat dijalankan pada jalan tol dengan kecepatan lambat.
Menteri Basuki mengatakan, berdasarkan hasil pengujiannya pada Tol Layang Jakarta-Cikampek II malam itu menunjukkan hasil yang positif.
(Baca Juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek Punya Tinggi 6 Meter, Menhub: Keselamatan Harus Diutamakan)
"Hasilnya dari segi lendutan di tengah bentang lebih kaku dibandingkan perhitungan. Jadi secara umum untuk ruas ini sudah baik dan aman," kata Menteri Basuki.
Pengujian jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II ini sendiri menggunakan 16 truk di mana masing-masing truk berbobot 40 ton.