Dari laporan yang masuk, sebagian besar kerusakan lampu diakibatkan ulah masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
"Setelah kami tindaklanjuti laporan, banyak lampu mati akibat ulah masyarakat sendiri. Saat kami cek ternyata komponen lampu hilang. Padahal sudah digembok tapi tetap saja dirusak," jelasnya.
Ali menyayangkan perbuatan ini karena bisa merugikan masyarakat lain.
(Baca Juga: Lampu Jalan Di Ungaran Dirusak, Indikasi Muluskan Aksi Kejahatan?)
Ia berharap, masyarakat tidak merusak fasilitas umum yang diberikan pemerintah, sebaliknya harus ikut serta menjaga dan merawatnya.
"Saya yakin jika tidak ada tangan-tangan yang nakal, Kota Semarang akan terang benderang," tegasnya.
Menurut Ali, lampu penerangan jalan mati juga disebabkan karena cuaca buruk seperti angin kencang maupun hujan.
Namun, faktor-faktor itu jumlahnya sangat sedikit dibandingkan akibat pencurian komponen lampu.
Menggapi persoalan itu, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan konsep smart lighting.
Konsep ini memungkinkan seluruh lampu penerangan jalan umum dapat terkontrol langsung dari kantor Disperkim Kota Semarang.
(Baca Juga: Lampu Rotator Warna Merah, Biru, dan Kuning Pada Kendaraan 'Khusus', Apa Bedanya?)
Smart lighting nantinya juga lebih praktis karena dapat dinyalakan dan dimatikan dari ruang kontrol.
"Kami sudah membangun ruang kontrol. Nanti akan kami integrasikan dengan ruang kontrol milik Diskominfo agar mempermudah pengawasan," paparnya.
Sementara ini titik yang menjadi uji coba smart lighting yakni di Jalan Jenderal Soedirman.
Rencananya, smart lighting nantinya juga akan diperluas di beberapa jalan protokol kemudian merambah ke jalan perkampungan.
"Kami akan terapkan smart lighting secara bertahap. Rencananya akan kami launching pada Oktober besok," jelasnya.
Artikel ini dikutip dari Tribunjateng.com dengan judul Lampu Jalan Masih Jadi Persoalan, Disperkim Siapakan Smart Lighting