Menurut Wardi, hadirnya trotoar di tengah jalan tersebut seperti tidak ada fungsinya dan malah mengganggu arus lalu lintas di jam sibuk.
Lagi pula penempatannya yang berada di tengah jalan raya bakal membahayakan pejalan kaki yang akan menggunakan jalan tersebut.
Trotoar yang memisahkan dua arus di Jalan Kalimalang ini terbilang cukup besar.
Dengan lebar yang cukup besar serta adanya akses naik turunnya kendaraan bermotor, yang ada, pengendara sepeda motorlah yang tergiur menggunakan trotoar tersebut dibanding pejalan kaki.
(Baca Juga: Trotoar di Pasar Minggu Berubah Jadi Parkiran Motor Ojek, Pejalan Kaki Makin Protes Susah Lewat)
Jika tujuannya sebagai pembatas jalan, ukuran lebar yang digunakan pun terbilang terlalu lebar.
Pemangkasan lebar sumbu pun layaknya perlu dipertimbangkan jika memang fungsinya untuk pembatas jalan dan bukan sebagai trotoar.
Dan jika peruntukkannya sebagai trotoar, penyediaan trotoar di tengah jalar raya tentu sedikit menyimpang dari kebiasaan adanya trotoar yang pada umumnya berada di pinggir jalan.
Selain itu, pejalan kaki yang melintas di trotoar tersebut tentu tidak akan merasa terlindungi karena berjalan di antara dua arus yang berbeda.
Perlukah adanya penataan ulang trotar untuk jalan tersebut sob?
Artikel ini mengkutip Kompas.com dengan judul "Pengendara Keluhkan Trotoar Kalimalang yang Berada di Tengah Jalan"