Beragam Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang, Mulai dari Kontur Jalan Hingga Faktor Kelelahan

Muhammad Mavellyno Vedhitya - Senin, 2 September 2019 | 18:25 WIB

Kecelakaan di Tol Cipularang (Muhammad Mavellyno Vedhitya - )

GridOto.com - Penyebab kecelakaan di Jalan Tol memang beragam, mulai dari kondisi jalan, pengemudi, kendaraan itu sendiri hingga kendaraan lain.

Nah, ngomongin soal jalan tol Cipularang Km 90 hingga 100, spot ini kerap terjadi kecelakaan maut.

Pasalnya, baru saja terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan sekitar 20 kendaraan di Km 91 arah Jakarta.

Bicara soal Tol Cipularang ini, sampai ada yang mengaitkan penyebab kecelakaan di spot ini dengan berbagai kejadian mistis.

Bombastis
Cerita mistis di Tol Cipularang

(Baca Juga: Masih Ada Korban Terjepit di Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang KM 91)

Kanit Laka Satlantas Polres Purwakarta, Iptu Asep Kusmana mengatakan ruas, Tol Cipularang antara KM 100 hingga KM 90 adalah blackspot.

Ia menjelaskan, jalur tersebut merupakan lokasi blackspot, karena wilayah ini menjadi lokasi rawan kecelakaan yang memakan korban jiwa.

"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep, kepada Tribun Jabar beberapa waktu yang lalu.

Pemicu rawannya kecelakaan di Tol Cipularang ini dikarenakan kontur jalan yang naik turun dan berkelok.

(Baca Juga: Kecelakaan Beruntun Di KM 91 Tol Cipularang Buat Morak-marik! Jasa Marga Siapkan Rekayasa Lalin)

Penerangan yang kurang optimal di Jalan Tol Cipularang tentunya juga saja sangat membahayakan.

Hal ini lantaran di Jalan Tol Cipularang KM 90 sampai 100 sering berkabut, sehingga kerap mengganggu jarak pandang pengemudi.

Lewatmana
Jalan Tol Cipularang kerap berkabut


Selain itu, mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangatlah fatal sekaligus meningkat kemungkinan kecelakaan.

Asep menjelaskan bahwa selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami microsleep.

techmalak.com
Ilustrasi mengantuk saat mengemudi

Baca Juga: BREAKING NEWS: Lagi-lagi Kecelakaan Beruntun di Cipularang, Libatkan 21 Kendaraan Hingga Beberapa Mobil Terbakar!

Sebagai informasi, microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena tubuh orang tersebut sedang merasa kelelahan atau kebosanan.

Karena Microsleep itulah di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung itu sering terjadi kecelakaan.

"Mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar Asep.

Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.

(Baca Juga: Kenapa Banyak Kecelakaan di Tol Cipularang Km 90-100? Ternyata Ini Penyebabnya)

Di Tol Cipularang KM 90, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.

Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.

FB@ensiklopedia bebas
Jalan tol dibuat menikung jadi bahasan ramai


Sebagai informasi, understeer adalah gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.

Youtube / Car Throttel
Beda oversteer dan understeer


Sedangkan oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir sehingga hilang kendali.

(Baca Juga: Maut di Tol Cipularang, Muka Daihatsu Xenia Remuk Tak Karuan Akibat Cium Pantat Truk, 2 Orang Tewas)

"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok. Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.

Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kewaspadaannya saat mengemudi.

Honda
Waspada selama di jalanan


Ia menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.

"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara. Serta atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," tutur Asep.