Ini Pentingnya Catalytic Converter Dalam Menekan Emisi Pada Mobil

Taufan Rizaldy Putra - Jumat, 23 Agustus 2019 | 13:00 WIB

Uji emisi pada Audi A3 Sportback (Taufan Rizaldy Putra - )

Keduanya menggunakan struktur keramik dan metal catalyst yang terdiri dari Platinum, Rhodium, dan Palladium.

Pada tahap pertama, gas buang dari mesin akan direduksi kandungan gas Nox-nya di reduction catalyst.

Saat gas NO atau NO2 melewati katalis Platinum dan Rhodium, akan dihasilkan gas N2 dan O2.

Kemudian untuk mereduksi gas HC dan CO, oxidation catalyst yang mengandung logam Palladium dan Platinum mengubahnya menjadi CO2 dengan proses kimia 2CO + O2➔ 2CO2.

Nah, untuk memperoleh kebutuhan O2 di proses tahap kedua tersebut, catalytic converter dilengkapi dengan sistem kontrol yang berfungsi memonitor aliran gas buang.

Daimler AGpress department
Catalytic converter untuk reduksi emisi gas buang

(Baca Juga: Mengenal lebih Jauh Fungsi Sensor Oksigen Upstream dan Downstream)

Agar hasilnya optimal, sensor O2 diletakan setelah mesin dan sebelum catalytic converter.

Sensor yang terkoneksi dengan ECU (Electronic Control Unit) ini memiliki tugas untuk mengukur kandungan oksigen di gas buang agar tidak berlebihan.

Dengan proses tersebut, emisi yang keluar dari mobil dengan catalytic converter pun lebih ramah lingkungan.