"Rasionya mengikuti sirkuit. Kebetulan motor ini baru pertama kali turun di HDC Purwokerto, buat rasio sekundernya main sproket aja. Depan pakai 14, belakang 54," tambah Mlethiz.
Lalu karena namanya juga supermoto, jelas ban udah enggak pakai buat garuk tanah lagi.
Di bagian depan, pelek standar dilengserkan dan diganti dengan pelek aluminium lebar 2,5 inci yang dibalut karet bundar FDR Maxtreme SE ukuran 110/70-17.
Sedankan bagian belakangnya, pelek sudah diperlebar jadi 3 inci dan pakai ban FDR Maxtreme SE ukuran 130/70-17.
(Baca Juga: Honda CRF150L Dimodif Supermoto? Enggak Salah Kok, Malah Dikasih Triknya Sama Astra Motor Yogyakarta)
Suspensi enggak ketinggalan kena korek karena treknya pakai loncat-loncat di kecepatan tinggi.
Untuk bagian depan, suspensi upside-down standar Honda CRF150L dibongkar dan disetting ulang, sedangkan suspensi belakang pilih pakai Racing Bros.
"Hitungannya ini motor datang di Jogja hari Selasa (13/8/2019), lalu hari Jumat sudah dikirim ke Purwokerto. Cuma tiga hari buat ngoprek motor ini," jelas Mlethiz sambil tertawa.
Meski diriset kayak tahu bulat alias dadakan, Honda CRF150L ini sukses meraih podium dua saat digeber oleh Fitriansyah Kete.
"HDC seri berikutnya pasti disempurnakan lagi, semoga bisa lebih baik dan bisa podium pertama," pungkas Rudy Hadinata, Manager Astra Motor Racing Team Yogyakarta.