GridOto.com - Tiongkok telah berkembang menjadi negara pengguna motor listrik terbesar di dunia dengan mengalahkan Amerika.
Perkembangannya luar biasa. Pada 2010 masih tercatat 16,2 juta unit, dan pada 2014 membiak jadi 29,4 juta unit.
Pada 2020, diperkirakan tersapat 223 juta motor listrik akan beroperasi di Tiongkok, jumlah itu separo dari jumlah motor listrik dunia.
Meski demikian, tak berarti masalah baru tidak muncul. Banyaknya pengguna motor listrik di jalan-jalan menjadi problem lalulintas tersendiri.
(Baca Juga: Bajaj Bersama KTM Berencana Membuat Motor Listrik, Ini Target Pasarnya)
Sebagian besar pengendara tidak memiliki SIM (karena memang tidak dipersyaratkan) dan motor tidak perlu diregistrasi.
GridOto mengutip dari perjalanan Pemimpin Redaksi Tribun Lampung, Andi Asmadi yang sedang melakukan perjalanan ke Tiongkok, banyak pengguna motor listrik parkir sembarangan.
Di jalan, mereka seenaknya mengambil jalur jalan untuk mobil atau kendaraan lain. Meskipun batas kecepatannya maksimal 20 kilometer per jam.
Motor listrik kini dituding pula sebagai pemicu tingginya kecelakaan lalu lintas.
(Baca Juga: Gubernur Bali Siap Bangun Pabrik Motor Listrik, Pilih di Jembrana Karena Alasan Ini)
Motor listrik juga dituding pemicu kebakaran akibat baterai meledak saat pengecasan.
Di Beijing, ibu kota Tiongkok, terlihat pemandangan sama. Di jalan banyak berseliweran motor dengan pengendara yang tidak pakai helm.
Memang bisa di Tiongkok naik motor tak pakai helm?
Ternyata, motor yang dikendarai motor listrik. Pengendara sementara ini dapat dispensasi tidak pakai helm.
(Baca Juga: Selis E-Max, Motor Listrik Khusus Untuk Penggunaan Jarak Dekat)
Di Qixian, jalan raya maupun gang-gang dipenuhi lalu lalang motor listrik.
Ada ibu-ibu yang membawa karung beras di boncengannya melaju tanpa bunyi.
Ada kakek tua tanpa baju terlihat menikmati perjalanannya dengan kendaraan yang sama.
Motor listrik telah jadi kendaraan semiliar umat di Tiongkok.
(Baca Juga: Pakai Sewa Baterai, ECGO-2 Jadi Motor Listrik Spek Lumayan Tapi Paling Murah)
Polisi, PNS, hingga pedagang kaki lima menggunakannya. Motor mesin? Masih ada, tapi tinggal satu dua.
Itulah pemandangan sehari-hari Tiongkok saat ini. Kendaraan antipolusi ini mengalami booming sejak 10 tahun lalu dan terus berkembang hingga sekarang.
Pertanyaan yang banyak mengemuka, mengapa Tiongkok begitu bersemangat meningkatkan penggunaan motor listrik dan juga mobil listrik?
Asal tahu saja, polusi udara Tiongkok adalah yang tertinggi di dunia, terutama di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai.
(Baca Juga: Makin Lengkap, Motor Listrik Viar New Q1 Punya Fitur-Fitur Baru Nih)
Ambil contoh Beijing. Tingkat polusi udara di kota ini pernah mencapai 300 mikrogram per kubik.
Padahal, batas aman polusi udara sesuai standar World Health Organization (WHO) adalah 25 mikrogram per kubik.
Mengapa polusi di Tiongkok begitu tinggi?
Antara lain karena penggunaan batu bara yang tinggi dan jumlah kendaraan yang juga sangat tinggi.
Data per Juni 2018, jumlah kendaraan bermotor di Tiongkok sekitar 319 juta unit.
(Baca Juga: Motor Listrik Viar New Q1 Bersolek, Jarak Tempuh Kini Makin Jauh)
Dan, polusi udara tentu saja sangat berkait dengan kesehatan.
Penelitian 2015 menyebutkan, polusi udara berkontribusi atas kematian penduduk Tiongkok 4.400 orang per hari.
Bukan cuma soal kesehatan, polusi di suatu negara juga sangat berpengaruh pada tingkat kebahagiaan masyarakatnya.
Seperti ditulis Siqi Zheng, dosen Massachusetts Institute of Technology (MIT): “Tingkat polusi udara yang tinggi menurunkan kebahagiaan warga Tiongkok."
Zeng mengatakan, jika polusi tinggi, maka tingkat kebahagiaan masyarakatnya rendah.
Artikel ini dibuat oleh Pemimpin Redaksi Tribun Lampung, Andi Asmadi dan telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Motor Listrik Penguasa Jalan di Tiongkok