GridOto.com - Kerusakan komponen mobil saat berkendara merupakan hal yang lumrah terjadi, apalagi jika mobil jarang dirawat oleh pemiliknya.
Begitu pula dengan turbocharger pada beberapa mobil yang mengaplikasikan komponen berbentuk rumah keong tersebut.
Jika Anda mengalami hal tersebut, ini tips yang bisa dilakukan agar kondisi turbo dan mesin mobil tidak semakin parah.
Theodorus Suryajaya, punggawa Rev Engineering di Kebon Jeruk, Jakarta Barat mengungkapkan dua keadaan yang membutuhkan tindakan berbeda.
(Baca Juga: Berapa Besar Tekanan Turbo Honda Accord 2019 Waktu di Gaspol?)
"Sama kayak orang sakit, sakitnya parah atau ringan, turbo pun begitu. Misalnya hanya bearingnya yang kena sedikit, mulai ngebul di belakang (dari knalpot), itu masih bisa dipakai (ke bengkel)," ujar pria yang akrab disapa Teddy ini.
"Ada lagi yang dari compressor wheel-nya dia kena kotoran kayak batu jadi dia bunyi whining, itu dipakai bisa juga," tambahnya.
Namun, ada juga kasus kerusakan turbo yang mewajibkan pengendara untuk menepi dan menunggu derek untuk dibawa ke bengkel.
"Kalau overboost atau overtune, shaft turbo yang patah itu lebih baik berhenti," ungkapnya.
(Baca Juga: Jarang yang Tahu, Ini yang Harus Dilakukan Pada Mobil Mesin Turbo)
"Karena begitu patah itu oli langsung ke belakang semua. Kalau kita pakai terus low pressure oil, mesin yang kena. Piston, boring, baret semua itu," terang Teddy.
Untuk biaya perbaikan komponen turbo sendiri, Teddy menyebut angka yang cukup beragam.
"Yang bukan OEM mungkin Rp 4 - 6 jutaan, tapi yang orisinal sampai Rp 10 jutaan untuk cartridge turbonya," tutupnya.