Selain di transportasi online, pelecehan seksual juga rawan terjadi di bus umum.
Survei yang dilakukan oleh Hollaback! Jakarta yang bekerja sama dengan perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JFDG), dan Change.org Indonesia menunjukkan 36 persen pelecehan sesksual juga terjadi di bus.
Lainnya, 30 persen di angkutan umum, 18 persen di KRL, 18 persen dan 6 persen di transportasi konvensional.
(Baca Juga: Akhirnya Terciduk Pengendara Motor Yang Melakukan Pelecehan Seksual Ke Siswi)
Head of Regional Corporate Affairs East Java Gojek, Alfianto Domy Aji menegaskan bahwa tidak ada toleransi apabila mitra perusahaannya menjadi pelaku pelecehan seksual.
"Kalau soal ini kami jelas. Sanksinya adalah putus mitra," ujar Domy.
Domy menambahkan, pencegahan dan penindakan pelecehan seksual di ruang publik saat ini juga menjadi perhatian pihak Gojek.
Buktinya, Gojek menggelar edukasi anti kekerasan seksual kepada para mitra yang digelar di 30 kabupaten/kota.
"Bahkan, kami berkeinginan mitra kami bisa menjadi agen pencegahan kekerasan seksual," pungkasnya.
Artikel ini dikutip dari suryamalang.com dengan judul Diskusi Di Malang, Hollaback! Jakarta: 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi