Pemilik Mitsubishi Outlander PHEV Disarankan untuk Andalkan Tenaga dari Baterai Ketimbang Bensin, Kenapa Nih?

Harun Rasyid - Kamis, 25 Juli 2019 | 20:50 WIB

Mitsubishi Outlander PHEV di event GIIAS 2019. (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Mengusung teknologi plug-in hybrid, Mitsubishi Outlander PHEV memiliki dua opsi sebagai suplai tenaganya ketika melaju, yakni baterai dan bahan bakar minyak (bensin).

Dengan teknologi tersebut, SUV terbaru Mitsubishi Motors ini diklaim mampu menghemat biaya pengeluaran untuk membeli bensin hingga 40 persen.

Irwansyah Siregar, selaku Head of PC Technical Service & CS Support Section PT Mitsubishi Motors Krama Sales Indonesia (MMKSI) mengatakan, pemilik Outlander PHEV disarankan untuk mengandalkan tenaga baterai saja.

"Karena ini mobil hybrid sebaiknya konsumen mengutamakan tenaga baterai daripada bensin, kalo hanya mengandalkan bensin percuma dong beli mobil hybrid," kata Irwansyah, Kamis (25/7/2019).

(Baca Juga: Mesin Mitsubishi Outlander PHEV Enggak Perlu Perawatan Khusus, Namun Tidak untuk Baterainya)

Irwansyah menjelaskan, untuk mengisi tenaga baterai Outlander PHEV hingga penuh dibutuhkan daya 13,8 kWh, dan setiap 1 kWh itu memakan biaya listrik dikisaran Rp 1.200.

"Jadi tinggal dikalikan saja Rp 1.200 dengan 13,8 kWh hasilnya cuma Rp 16.560, penggunaan baterai juga demi mengurangi emisi hasil pembakaran BBM," terang irwansyah.

Irwansyah menambahkan, adanya mesin bensin berkapasitas 2.500 cc di Mitsubishi Outlander PHEV berguna untuk mengisi daya baterainya.

"Apabila persentase baterai Outlander PHEV berkurang, mesin bensin dapat berguna mengalirkan tenaga ke baterai, jadi otomatis baterai tersebut ter-charging," sambungnya.

(Baca Juga: Mitsubishi Pikirkan Dua Opsi untuk Pengelolaan Limbah Baterai Outlander PHEV)

Ia juga menambahkan, beberapa bengkel resmi Mitsubishi nantinya akan difasilitasi tempat pengecasan baterai Outlander PHEV, jadi konsumen tidak perlu khawatir.