Perjalanan Aceh-Jakarta atau Jakarta-Surabaya-Denpasar kerap dilakukan bersama sang istri.
Selain turing di dalam negeri, ia juga kerap melakukannya di luar negeri seperti di Eropa.
Di sela perjalanan tersebut Davy juga melakukan aktivitas hobi lainnya yakni fotografi.
"Saya suka dengan panorama. Jadi selama perjalanan saya dokumentasikan aktivitas tersebut," ungkapnya.
Davy paling ingat jalur di Nusa Tenggara Timur yang indah dengan keloknya.
"Saya lupa tepatnya tapi sepanjang 50 km itu jalannya belok-belok. Ridingnya enak dan alamnya bagus," bilangnya.
Karena alasan tersebut ia kerap solo turing.
"Ngatur waktu kapan berhenti, kapan foto bisa dilakukan bebas. Kalau turing bareng kan harus perhatikan rider lainnya," cetusnya.
Di usianya yang tidak muda lagi, kondisi fisik Davy masih mumpuni dalam turing.
Ia mengaku tak melakukan persiapan khusus.
"Tidak ada. Kalau keingat turing langsung saja jalan. Meskipun perjalanan malam, kondisi tubuh tetap stabil saja," akunya.
Rupanya kunci daya tahan tubuhnya karena ia merupakan pelatih ilmu beladiri Satria Nusantara (SN).
"Gini-gini dulu saya melatih Marinir di Surabaya," sebutnya.
Teknik pernafasan yang dilakukan saat aktif SN membantunya dalam melakukan turing jauh ini.