Kejurnas Motocross Tidak Jalan, Ini Pendapat Mantan Juara Nasional

Uje - Senin, 22 Juli 2019 | 12:40 WIB

Sesi race MXGP Palembang (Uje - )

GridOto.com - Kejurnas Motocross (MX) di Indonesia seperti antara hidup dan mati dalam beberapa tahun terakhir.

Jadwal yang tidak jelas dan kerap mundur dari jadwal seperti hal biasa.

Padahal Indonesia sendiri menggelar balapan MXGP dalam tiga tahun terakhir.

Bahkan tidak hanya satu seri, namun Indonesia mendapatkan jatah dua seri.

(Baca Juga: Bos Yamaha Ungkap Opini, Kode Valentino Rossi Bakal Pensiun Dini?)

"Ini kan seperti ironis saja gitu, karena di satu sisi kita MXGP selalu dapat jatah," buka mantan crosser nasional Agi Agassi.

"Tapi di satu sisi lagi kejurnas kita berantakan," terangnya.

Istimewa
Eks juara nasional Agi Agassi

"Alhasil kalau balapan wild-card di MXGP kita seperti jadi penggembira saja," terang Agi yang ditemui di dealer KTM di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Agi yang pernah menjadi juara nasional beberapa kali menganggap pemakaian Promotor Nasional (Pronas) yang diterapkan di kejurnas motocross jadi salah satu penyebab kejurnas jadi mengalami kemunduran.

(Baca Juga: 6 Pembalap MotoGP Ini Akan Uji Coba di KymiRing, Sirkuit MotoGP Finlandia)

"Pronas itu jadi bikin jadwal berantakan juga, selain itu pemilihan trek juga harusnya dipertimbangkan," terangnya.

"Misal kemarin waktu kejurnas direncanakan bareng dengan MXGP Semarang, apakah promotor tidak tahu kalau trek MXGP itu tidak bisa kalau dipakai motor-motor spek 65, 85 dan MX125 nasional?" lanjutnya.

"Kalau dipaksakan motor juga tidak bisa jalan banyak motor terbenam di tanah level MXGP karena ukuran ban dan power MXGP itu kan besar," jelasnya.

"Selain itu harusnya promotor lebih perhatikan soal penjenjangan, jangan sedikit-sedikit kelas motocross itu duras balapannya dikurangi," wanti Agi yang kini fokus dengan sekolah balapnya.

"Karena sering terjadi kan kelas MX2 misalnya dipotong dari 30 menit jadi 20 menit akibat kelas supporting grasstrack yang terlalu banyak, gimana kita bisa bersaing dengan crosser internasional," tutupnya.

(Baca Juga: Bukan Tanpa Alasan, Ini 5 Faktor Harga Motor MotoGP Bikin Kantong Jebol)