Bantah Sopir Truk Mengantuk Jadi Sebab Kecelakaan Maut, Pertamina: Sudah Dicek Kondisinya

Ilham Fariq M - Minggu, 21 Juli 2019 | 20:05 WIB

Truk Pertamina dan Toyota Calya terbakar pada Minggu pagi (Ilham Fariq M - )

GridOto.com- Berdasarkan keterangan dari kepolisian diduga sopir truk tangki Pertamina bernopol B 9851 SEH dalam kondisi mengantuk sebelum mengalami kecelakaan maut.

Dini hari tadi kecelakaan maut yang menewaskan 3 orang terjadi di dekat Gerbang Tol (GT) Rawamangun, Minggu (21/72019).

Unit Manager Communication Relation Pertamina MORR III Dewi Sri Utami memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut di mana masih belum mengetahui pasti sebab kecelakaan.

Dewi mengaggap sudah terdapat standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan pihaknya.

(Baca Juga: Minggu Pagi Membara! Truk Tangki Pertamina dan Toyota Calya Terbakar, 3 Orang Tewas)

Yakni berkaitan dengan tes kesehatan yang dilakukan kepada pengemudi maupun kernet pengirim BBM.

Hal ini pun ia sebutkan telah dilakukan kepada sopir truk Asep Abdurohman (35) dan Ahmad Wagiyonto (23)

"Dapat kami sampaikan untuk SOP pengiriman bahan bakar dengan Patra Niaga itu sudah ada SOP-nya. Tidak hanya kendaraan yang dicek kondisinya tapi juga awak mobilnya," tutur Dewi di Pulogadung, Jakarta Timur.

Dirinya pun menambahkan jika setiap awak bus yang hendak mengirim BBM harus melewati pemeriksaan medis beberapa saat sebelum pengiriman.

(Baca Juga: Video & Kronologi Kebakaran Truk Tangki Pertamina, Kerugian Hingga Rp 1,3 Miliar)

Pemeriksaan medis yang dilakukan berupa cek tensi darah, mata, detak jantung, dan lainnya guna memastikan awak bus dalam kondisi sehat.

"Selalu dites kesehatan, baik kondisi fisik, tensi, dan sebagainya. Sehingga apabila kondisi mereka tidak fit, otomatis dia tidak bisa melakukan pengiriman karena ada pin yang harus dia lewati," tambahnya.

Bahkan sebelum diperbolehkan berangkat mengirimkan BBM ke lokasi tertentu, para sopir dan kernet bus harus melakukan tapping card.

(Baca Juga: Honda Brio dan Dua Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun, Tubuh Truk Trailer Melintang Tutup Jalur Pantura)

Akses tersebut dibawa para sopir dan kernet, apabila lolos dalam hasil pemeriksaan medis.

Dokter, lanjut Dewi dapat membatasi akses sopir dan kernet secara langsung karena memiliki akses ke mesin gate menuju bagian pengiriman.

"Ada pin yang harus dia lewati untuk menuju ke petugas pengiriman bahan bakar. Jadi kalau dia tidak fit dia tidak bisa melakukan pengiriman," pungkasnya.

Artikel ini dikutip dari Wartakotalive dengan judul "Terapkan Standar SOP, Pertamina Sebut Sopirnya Tak Mengantuk Meski Terjadi Kecelakaan"