Pemeriksaan medis yang dilakukan berupa cek tensi darah, mata, detak jantung, dan lainnya guna memastikan awak bus dalam kondisi sehat.
"Selalu dites kesehatan, baik kondisi fisik, tensi, dan sebagainya. Sehingga apabila kondisi mereka tidak fit, otomatis dia tidak bisa melakukan pengiriman karena ada pin yang harus dia lewati," tambahnya.
Bahkan sebelum diperbolehkan berangkat mengirimkan BBM ke lokasi tertentu, para sopir dan kernet bus harus melakukan tapping card.
(Baca Juga: Honda Brio dan Dua Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun, Tubuh Truk Trailer Melintang Tutup Jalur Pantura)
Akses tersebut dibawa para sopir dan kernet, apabila lolos dalam hasil pemeriksaan medis.
Dokter, lanjut Dewi dapat membatasi akses sopir dan kernet secara langsung karena memiliki akses ke mesin gate menuju bagian pengiriman.
"Ada pin yang harus dia lewati untuk menuju ke petugas pengiriman bahan bakar. Jadi kalau dia tidak fit dia tidak bisa melakukan pengiriman," pungkasnya.
Artikel ini dikutip dari Wartakotalive dengan judul "Terapkan Standar SOP, Pertamina Sebut Sopirnya Tak Mengantuk Meski Terjadi Kecelakaan"