20 Juta Kendaraan Bikin Jakarta Semakin Sesak, DLH: Kendaraan Sumbang 75 Persen Polusi

Gayuh Satriyo Wibowo - Minggu, 14 Juli 2019 | 15:58 WIB

Simpang Susun Tomang (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Jakarta sebagai kota metropolitan yang semakin hari semakin ramai dan sesak.

Populasi kendaraan yang ada di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) ini pun rasanya bukan menyusut namun semakin bertambah.

Hal tersebut membuat Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, terasa begitu sempit dan menyesakkan.

Jalanan pun kian hari terasa makin penuh seperti tak ada celah untuk mendahului ataupun menikmati perjalanan.

(Baca Juga: Kasus Satu Keluarga Keracunan Gas Emisi Mobil di Riau Bukanlah yang Pertama, Ini Faktanya)

GridOto/Fendi
Jl. Prof. DR. Satrio, Jakarta yang dipadati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat yang menjadi penyumbang terbesar polusi di Jakarta.

Tak hanya banyaknya kendaraan membuat jalanan Jakarta penuh.

Ruang udara segar terasa begitu dirindukan penduduk ibu kota.

Polusi yang dihasilkan melalui hasil pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor berbanding lurus dengan yang jumlahnya makin hari semakin banyak.

Bak mencari jarum ditumpukan jerami, hidung seperti kesulitan mencari oksigen untuk dihirup diantara asap-asap kendaraan bermotor.

(Baca Juga: Mantap! Perluasan Ganjil Genap di Jakarta Bikin Polusi Menurun)

Data yang dikompilasi oleh Dinas Lingkungan Hidup mencatat, sampai saat ini kurang lebih terdapat 20 juta kendaraan bermotor beredar di Kota Kerak Telor ini.

Sekian banyak kendaraan yang memenuhi kota kecil ini menyumbangkan sekitar 75 persen dari total keseluruhan pencemaran udara.

Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago, mengungkapkap seberapa besar kontribusi kendaraan bermotor terhadap ruang udara di Indonesia.

"Kontribusi rata-rata kendaraan pada pencemaran udara di Indonesia itu berkisar antara 40 sampai 70 persen. Namun di kota besar, angkanya bisa begitu tinggi seperti DKI Jakarta yang sudah mencapai sekitar 75 persen," ujarnya (13/7), dikutip dari Kompas.com.

(Baca Juga: Dukung Transportasi Lokal dan Kurangi Polusi, Grab Luncurkan GrabBajay)

Data statistik jumlah dan perkembangan kendaraan bermotor di Jakarta tahun 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta pun juga menyebutkan kendaraan roda dua yang berlalu-lalang di Jakarta tiap harinya mencapai 13,3 juta unit.

Sedangkan roda empat, terdapat kurang lebih 3,5 juta unit yang melintas.

Itu pun data jumlah kendaraan bermotor pada akhir 2016, padahal peningkatan jumlah kendaraan bermotor mengalami peningkatan sekitar 5,35 persen per tahun.

Dari angka-angka diatas, belum ditambahkan dengan angkutan umum baik yang hanya melintas ataupun beroperasi di sana.

(Baca Juga: Pemda DKI Berharap Bengkel Otomotif Bisa Melayani Uji Emisi Kendaraan)

"Mungkin ada kendaraan tidak tetap atau hanya melintas di Jakarta seperti dari Tangerang ke Bekasi, dari Bandung ke Jakarta lalu balik lagi, atau lainnya," kata Dasrul.

Berdasarkan hal itu, dirinya mengingatkan kembali kepada pemilik kendaraan, khususnya yang berada di Jakarta, untuk lebih memperhatikan risiko dalam penggunaan mobil atau motornya.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mulai menggunakan bahan bakar yang sesuai rekomendasi pabrikan dan spesifikasi kendaraan, memperhatikan penggunaan oli kendaraan, sampai sebisa mungkin memanfaatkan kendaraan umum.

(Baca Juga: Jadi Solusi Kurangi Polusi, BPJT Ingin Penggunaan Bus Listrik Makin Luas)

Bisakah kita mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kehidupan sehari-hari?

Ataukah ada opsi pilihan kendaraan yang cocok dengan masyarakat Jakarta yang minim polusi?

Mungkin ada, tinggal menunggu kita yang memanfaatkannya sob.