"Kalau sesuai konsep, bangunannya didesain mirip dengan bandara. Rencananya di terminal juga dilengkapi klinik kesehatan," tukasnya.
Selain itu, pemerintah pusat juga ingin terminal bisa menjadi pusat bisnis.
Di kawasan terminal bisa ditambahi bangunan pusat perbelanjaan maupun hotel.
Pihak terminal bisa menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan bisnis di kawasan terminal.
Sedangkan, untuk besaran anggaran revitalisasi terminal, Verie belum tahu persis.
Tetapi, dia memperkirakan anggaran revitalisasi terminal mencapai Rp 10 miliar sampai Rp 40 miliar.
(Baca Juga: Penumpang Bus Terminal Bekasi Keluhkan Keberadaan Porter 'Nakal', Asal Angkut Barang dan Patok Tarif Mahal)
"Luas lahan di Terminal Patria sekitar 14.000 meter persegi. Tapi, kami belum tahu berapa luas bangunannya. Kami masih menunggu hasil DED-nya," kata Verie.
Menurutnya, revitalisasi terminal ini dilakukan setelah penyerahan aset dari Pemkot Blitar ke pemerintah pusat tuntas pada awal 2019.
Dengan begitu, pemerintah pusat baru bisa melakukan revitalisasi Terminal Patria.
"Rencana revitaliasai sebenarnya sejak 2018, tetapi penyerahan aset baru tuntas awal 2019," ujarnya.
Dia berharap dengan adanya revitalisasi, para penumpang lebih nyaman di Terminal Patria.
Dia juga berharap jumlah penumpang di terminal bisa meningkat.
Saat ini, jumlah penumpang di terminal rata-rata 800-1.000 orang per hari.
"Mudah-mudahan proses revitalisasi lancar, bisa terealisasi 2020. Biara kondisi terminal lebih baik dan penumpang tambah banyak," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Terminal Patria Kota Blitar akan Direvitalisasi Mirip Bandara, 2020 Dimulai