(Baca Juga: Gerbang Tol Ditiadakan, Macet Bisa Hilang? Ini Kata Pengamat Transportasi)
"Maka dari itu, kami ingin menggunakan bahan bakar yang riil dari alam, inginnya kami gunakan untuk angkutan massal, nanti kami diskusikan lagi dengan Kedubes Inggris," jelas Irvan.
Tak sendirian, dalam uji coba ini Irvan juga ditemani Sam Hayes, Head of Second Cities dari Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris Jakarta.
Untuk diketahui, Arecola Energy yang bermarkas di Liverpool Inggris memang menjalin kerja sama sister city dengan Surabaya.
Sam Hayes menuturkan, bahan bakar hidrogen menjamin busnya zero emission, alias nol emisi.
"Ini merupakan teknologi yang sangat bagus, maka dari itu, kami ingin memberi Surabaya solusi ini. Kami lebih merekomendasikan bahan bakar hidrogen daripada listrik," tuturnya.
(Baca Juga: Dukung Transportasi Lokal dan Kurangi Polusi, Grab Luncurkan GrabBajay)
Menurutnya, saat ini London memiliki 3.240 bus hibrida, 96 bus elektrik, dan 10 bus hidrogen dari total 9.396 bus.
Bahkan Inggris berencana menambah lagi 20 bus hidrogen demi menjaga lingkungan.
"Rencana ke depan, kami sedang diskusi dengan Dishub Surabaya, tapi kami ingin melangkah lebih jauh, jadi kami sudah bicara ke Pemprov juga. Itu merupakan pilihan yang jauh lebih besar daripada Surabaya, tapi kami mengutamakan Surabaya dulu," tutupnya.
Mobil buatan Arcola Energy ini diklaim bisa melaju dengan kecepatan hingga 120 km/jam, dengan jarak tempuh 500 kilometer.
Artikel ini dikutip dari surya.co.id dengan judul Dishub Surabaya Uji Coba Mobil Hidrogen Bersama Kedubes Inggris, Sebut Cocok untuk Angkutan Massal