Pakai Mesin Mercedes-Benz, Bus PPD RMB Sempat Jadi Primadona Jakarta Tahun 90-an

Harun Rasyid - Jumat, 14 Juni 2019 | 14:02 WIB

Bus PPD RMB dengan AC, sempat jadi primadona di Jakarta tahun 90 an. (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Menaiki bus kota dengan AC atau pendingin udara memang menjadi suatu yang spesial di tahun '90-an, terlebih bus kota tersebut memiliki fitur pintu yang bisa terbuka otomatis.

Jakarta pernah memiliki sebuah bus yang canggih kala itu lewat bus Patas AC RMB (Rute Metode Baru) milik Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).

Bus PPD Patas AC masuk ke Indonesia tahun 1992 dengan mesin pabrikan asal Jerman Mercedes-Benz serta karoserinya buatan Volgren, Australia.

Bus ini pertama kali digunakan untuk mengangkut anggota delegasi negara Konferensi Tingkat Tinggi Geralan Non-Blok (KTT GNB) di Jakarta, 1-6 September 1992.

(Baca Juga: Mitsubishi L300 Pikap Diseruduk Bus Harapan Jaya Masuk Warung Pecel, 3 Orang Tewas)

Setahun berselang tepatnya 11 Mei 1993 bus ini beroperasi untuk masyarakat.

Ciri khas dari bus ini yaitu badan bus terbuat dari aluminium, ada kotak ongkos di samping kiri sopirnya dan jika penumpang hendak turun tinggal memencet bel untuk memberi tahu sang sopir.

Selain itu bus ini tak punya kernet atau kondektur seperti Metro Mini atau Kopaja, jadi penumpang tinggal memasukkan ongkos yang waktu itu sebesar Rp 1.300 ke dalam kotak ongkos (fare box).

Bus PPD RNB ini digagas oleh Gubernur Jakarta periode 1982-1987, di mana ia menginginkan bus Patas yang lebih layak dan nyaman dengan dilengkapi AC.

(Baca Juga: Toyota Agya Dilahap Bus Marita, Kap 'Mblesek' Masuk Kolong, Sopir dan Kernet Langsung Kabur)

"Bus ini dibuat untuk menarik minat masyarakat, bus harus dilengkapi AC," ujar Soeprapto dalam Kompas edisi 7 Agustus 1984.

Hal tersebut didukung PPD yang merencanakan bus ini bakal beroperasi di jalur-jalur padat kendaraan di pusat perdagangan dan perkantoran di ibu kota.

Sebab waktu itu bus Patas tanpa AC dicap gagal mencapai misinya sebagai bus kaum eksekutif agar meninggalkan kendaraan bermotor pribadi miliknya untuk beraktivitas.

Patas yang artinya cepat dan terbatas, berubah kelewat batas. Seperti ngetem sembarangan, kotor dan berhenti sembarangan layaknya bus reguler lainnya.

(Baca Juga: Keren Nih! Naik Bus di Surabaya Bayar Pakai Sampah, Malah Jadi Perhatian Dunia)

Akhirnya bus Patas AC PPD RMB beroperasi dari Blok M ke Kota, kursinya empuk, kacanya agak gelap agar penumpang tidak silau, pendingin udara juga membuat penumpang nyaman bahkan bisa tertidur pulas saat kemacetan saat ditengah teriknya cuaca Jakarta.

Bus ini juga memiliki kapasitas lebih sedikit dibanding bus Patas non-AC, yaitu 34 kursi dengan formasi bangku 2-2 serta jarak antarkursi yang lebih luas sehingga kaki penumpang leluasa.

Sampai akhirnya di tahun '90-an bus ini akhirnya mendapat perhatian dari masyarakat yang ingin menikmati kenyamanannya.

Namun seiring berjalannya waktu dan perubahan kondisi di jalan akhirnya bus kota mulai tergeser dengan hadirnya TransJakarta.

TransJakarta atau masyarakat sering menyebutnya busway, dinilai dapat menerobos kemacetan karena memiliki jalur khusus serta memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang lebih baik.