Prinsip kerja eHighway nyaris sama dengan kereta listrik commuter line.
Dengan menggunakan pantograf yang secara otomatis bergerak naik dan turun, eHighway akan mentenagai dan mengisi ulang baterai truk hybrid yang melintas dibawah jalur listriknya.
Namun tidak seperti kereta, truk yang dilengkapi oleh sistem ini masih dapat keluar jalur eHighway misalnya untuk mendahului kendaraan lain.
Siemens juga mengatakan mereka bisa melanjutkan jalur listrik eHighway hingga sejauh 4.000 kilometer hanya dengan 11 persen pendapatan jalan tol yang dibayarkan oleh truk di Jerman.
(Baca Juga : Dukung Mobil Listrik, Menteri ESDM Dorong 2.000 SPLU di Jabodetabek)
Tidak hanya itu, eHighway juga diklaim dapat mengurangi pengeluaran bahan bakar untuk perusahaan kargo dan memangkas emisi gas buang secara signifikan.
Meskipun menjanjikan, perlu diingat bahwa eHighway merupakan sistem yang masih sangat baru diimplementasikan, bahkan di negara asalnya.
Hingga 2020 nanti, Siemens baru akan berencana menyematakan sistem eHighway ini ke 5 truk.
Tapi kalau sistem ini terbukti sukses, bukan tidak mungkin konsep eHighway juga akan muncul di jalan tol dan truk-truk kargo baru di Indonesia nanti.
This ‘#eHighway’ in Germany lets trucks run on 100% electrical power and could reduce pollution#futureofmobility #sustainability #digitaltransformation #ev @Siemens @SiemensMobility pic.twitter.com/qoIhbmzr1S
— Wilko S. Wolters ???????? (@WSWMUC) May 12, 2019