Dia pun menjelaskan kalau sekarang ini, customer telah punya gambaran yang jelas tentang mobil baru ataupun mobil bekas apa yang akan mereka beli.
Mulai dari jenis, tipe, warna, bahkan jenis transmisi, calon pembeli saat ini umumnya telah melakukan semua tahapan research yang sebelumnya harus dilakukan oleh sales representative di beberapa dealer jika ingin melakukan perbandingan.
"Sehingga, ada satu customer flownya, mau beli sesuatu, dia browsing, setelah dia browsing, lalu dia decide saya mau brand A model B, selesai. Kemudian dia searching estimasi cabangnya mana yang paling deket dan harganya bisa tau," jelasnya.
Dia mencontohkan, "Mau beli Toyota Avanza, langsung ke showroom itu dia telepon saya mau beli Toyota Avanza, tipe G, matic, warna item, ada stoknya gak? Diskon saya satu juta, bisa lebih gak?"
Baca Juga : Seva.id Tawarkan Program One Day Delivery, Beli Mobil Hari Ini Besok Sudah di Garasi
Kemas juga mencermati adanya perubahan pola pengambilan keputusan pada pembelian motor atau mobil di lingkungan keluarga.
Dia memaparkan bahwa dulu, seorang anak akan menerima motor atau mobil yang telah dibelikan oleh ayah atau ibunya.
Namun dengan tingginya adopsi internet dan informasi di dalamnya, kini sang anak lah yang mempunyai agency dalam pengambilan keputusan tersebut.
"Kalau dulu, bisa dibilang kita cuma perlu engage dengan orang tuanya, influencernya, itu sudah enough. Sekarang kita harus engage sama anak-anak muda dan individunya, karena mereka punya mau yang berbeda. Duit tetep dari bapaknya," selorohnya.