GridOto.com Sirkuit Imola, Italia 25 tahun silam menjadi salah satu pekan terburuk dalam sejarah balap Formula 1.
Akhir pekan 30 April-1 Mei 1994 menjadi pekan yang tak terlupakan bagi para fans F1.
Bagaimana tidak, dua pembalap harus meregang nyawa dalam satu event yang bersamaan.
Mereka adalah Roland Ratzenberger pada 30 April dan Ayrton Senna satu hari setelahnya.
(Baca Juga : Ceroboh di Baku, Daniel Ricciardo Kena Penalti di Seri F1 Selanjutnya)
Ratzenberger yang kelahiran Austria memang tidak terlalu terkenal seperti Senna yang sudah mengantongi 3 gelar juara dunia.
Maklum tahun 1994 menjadi debutnya di ajang F1 setelah sebelumnya banyak menghabiskan karir di Jepang dan balap Sportscar.
Ia juga hanya membalap untuk tim papan bawah Simtek.
Pada 30 April Ratzenberger tengah menjalani sesi kualifikasi di balapan ketiganya.
(Baca Juga : Hasil Lomba F1 Azerbaijan: Tim Mercedes Cetak Rekor F1 Sepanjang Masa)
Namun, sayap depan mobilnya justru masuk ke bagian bawah Simtek S941 miliknya sebelum tikungan Villeneuve.
Alhasil mobilnya tidak mampu dikendalikan dan menabrak dinding pembatas di kecepatan 314.9 Km/Jam.
Ia sempat mendapatkan perawatan di sisi lintasan sebelum diterbangkan ke Rumah Sakit terdekat.
Sayangnya ia meninggal dunia di usia 33 tahun akibat cedera kepala hebat.
(Baca Juga : Hasil Lomba F1 Azerbaijan: Valtteri Bottas Pertama Menang dari Pole Position)
Sementara balapan tetap berlangsung esok harinya dan kembali menelan korban jiwa yakni Ayrton Senna.
Setelah kematian keduanya F1 kemudian berbenah untuk memperlebar area tikungan di sirkuit yang mereka gunakan agar tidak kembali memakan korban jiwa.
Banyak sirkuit yang kehilangan tikungan cepat seperti di Imola agar tidak terjadi kejadian serupa.
Selain itu perlindungan kokpit untuk para pembalap juga ditingkatkan.
Ratzenberger dan Senna menjadi korban terakhir di ajang F1 sebelum Jules Bianchi meninggal setelah 8 bulan koma usai kecelakaan di seri F1 Jepang tahun 2014 lalu.