Pasalnya, sebuah jembatan sudah terlanjur dibangun di jalur tersebut, sekitar 300 meter dari area temuan situs tersebut.
Rencananya ruas jalan yang digeser kembali akan disambungkan dengan jembatan tersebut.
Setelah desain terkait pergeseran jalan tol itu diputuskan, proyek pembangunan akan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan tanah yang terkena dampak.
Berdasarkan peta lokasi, area terdampak akibat pergeseran itu merupakan bantaran Sungai Amprong yang curam.
(Baca Juga : Sejumlah Mobil Kecelakaan Beruntun Hingga Ambyar di Tol BSD, Begini Komentar Pakar Keselamatan)
Akibatnya dana tambahan akan dibutuhkan, karena konstruksi itu membutuhkan pile slab atau tiang pancang.
Namun, Agus belum menentukan besaran tambahan dana yang dibutuhkan.
"Setelah ada keputusan bergeser, akan ada penyelidikan tanah karena strukturnya berubah. Baru dihitung akan tambah (dana) berapa. Akan ada tambahan anggaran berapa persisnya," kata Agusa.
Selain itu, pihak tol juga wajib berkoordinasi dengan pihak Balai Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas untuk penggunaan bantaran Sungai Amprong.
(Baca Juga : Hari Ini Tol Pandaan-Malang Akan Dibuka, Tarifnya Masih Gratis)
Situs purbakala yang ditemukan di area pembangunan Tol Pandaan-Malang seksi 5 kilometer ke-37, tepatnya di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menetapkan, area situs seluas 380,703 meter persegi.
Dari luasan itu, seluas 201,790 meter persegi masuk right of way (ROW) Tol Pandaan-Malang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hindari Temuan Situs Purbakala, Tol Pandaan-Malang Digeser 17 Meter"