Makanya GridOto pilih turun lagi cari tempat area yang kabutnya enggak terlalu tebal, ternyata sedikit ke bawah rada enak tuh pemandangannya bisa foto-foto, seperti yang GridOto pakai di foto utama di atas.
Tapi memang faktor salah musim, di musim hujan formasi awannya memang tebal-tebal dan jujur saja sulit bisa dapat pemandangan cerah.
Kembali turun ke warung Iwan, GridOto ngobrol-ngobrol sejenak sembari menyeruput kopi dan menikmati suasana desa. Dia memang bilang kalau saya datangnya salah musim.
"Paling enak itu kalau musim kayak gini sore. Ada kemungkinan enggak hujan. Tapi kalau lagi musim kering, bagusnya pagi. Banyak yang kemping di atas kok!" ujar Iwan membuka obrolan.
"Malah bayangin aja mas, dengan tiket Rp 5.000 per orang saja, malam tahun baru kemarin pemasukannya dapat Rp 9,2 juta. Kebayang enggak ramainya," tambahnya.
Kalau dibagi, berarti ada 1.840 orang yang mendaki dalam satu malam!
"Di sini potensi wisatanya bagus. Kita baru dapat anggaran dana buat bikin tempat parkiran dan lapangan ini tahun kemarin," tambahnya.
Tapi bagaimana soal jalanannya, apa enggak pernah dibetulin semenjak tahun 1965?
"Pernah tiga kali dibetulin. 1970-an, 1980-an, sampai 1990-an. Yang betulin dari pihak Telkom buat mempermudah mobil maintenance. Semenjak tower itu pindah kepemilikan ke Telkomsel, jalanannya belum pernah dibetulin lagi. Malah sekarang tower-tower di atas jadi disewain ke banyak pihak. Dari AD, AL, AU, ada semua sekarang di atas," beber Iwan sembari melahap gorengan.
Menurutnya, ada rencana untuk membeton jalanan dari basecamp hingga puncak pada tahun 2019 ini. Selain itu jalanannya juga bakal diperlebar.
"Makanya coba tahun depan ke sini lagi mas, bisa jadi udah beda jauh. Mobil sedan aja bisa kayaknya sampai puncak," tawa Iwan.
Tak terasa obrolan makin panjang hingga menyerempet urusan dana dan anggaran desa, sementara waktu sudah semakin sore. GridOto harus pamit dulu nih.
Awan gelap mulai menyelimuti Gunung Telomoyo. Puncak towernya sudah tidak terlihat. Rintik-rintik gerimis mulai terasa.
"Eh mau ke mana mas? Santai dulu saja di sini," tahan Iwan.
Untung kopi sudah dingin dan langsung saja saya tenggak habis.
"Sementara sudah dulu mas, masih banyak tempat lain yang mau saya datangin," pamit saya sembari terkekeh dan mulai menyela kick starter Kawasaki ZX130.
Enggak keren rasanya bilang ke Iwan kalau saya buru-buru pulang karena takut kehujanan.