Dikatakannya, keberadaan taksi online di Bali menurunkan kinerja dan pendapatan taksi konvensional.
(Baca Juga : Sopir Taksi Online Dianiaya Penumpang Wanita, Polisi Masih Buru Pelaku)
Keberadaan taksi online, kata dia, sangat memengaruhi pendapatan dari driver konvensional karena harganya yang minim dan jauh dari tarif-tarif lokal Bali, sehingga konsumen lebih memilih taksi online.
"Nah, itulah kendala di masyarakat Bali. Dulunya kami berpendapatan Rp 300-500 ribu per hari, sekarang kosong karena tergilas dari online," jelasnya.
Kicen mengaku, penurunan pendapatan ini bisa membuat para driver konvensional kesulitan menghidupi anak dan istrinya.
Ditambahkan, aspirasi seperti ini sudah dilakukan sejak awal kemunculan taksi online.
"Ini mungkin, mudah-mudahan yang terakhir aspirasi kami diterima dan mendapatkan jawaban yang realistis dari bapak gubernur," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tolak Keberadaan Taksi Online, Ribuan Driver Konvensional Gelar Aksi di Kantor Gubernur Bali