Fungsi lainnya yaitu untuk merubah arus yang dihasilkan spul.
"Arus dari spul sifatnya AC atau dua arah lalu dirubah oleh kiprok menjadi DC, karena aki nggak bisa menerima arus AC secara langsung," terangnya.
"Makanya pada saat pengantian aki baru atau servis rutin lebih baik dicek tegangannya dengan multitester," wantinya.
Kerusakan pada kiprok sangat merugikan karena bisa ikut menggangu kinerja komponen kelistrikan lainnya di motor.
Makanya bisa kacau kalau kiprok rusak, lalu gimana caranya mengetahui kalau kiprok rusak?
Cara paling mudah bisa dilakukan dengan meraba.
"Cara deteksi bisa dengan hidupkan motor 5 menit, lalu pegang kiprok dirasakan apabila dingin atau terlalu panas tandanya rusak," tambah Ujang.
"Kalau dingin tandanya tidak bisa mengalirkan arus ke aki, sedangkan terlalu panas, maka terlalu besar alirannya, bisa bikin aki overcharge, idealnya hangat saja" imbuhnya.
Cara lain bisa dilakukan menggunakan multitester.
"Lepas akinya, tempelkan kabel merah multitester di kabel merah positif dan kabel hitam di kabel negatif atau kutub negatif aki, hidupkan motor buka gas sampai 3.000 rpm, lihat angkanya, bila melebihi 14 volt tandanya rusak," terang Ujang.
"Sebaliknya bila tegangannya dibawah 12 volt tandanya juga rusak tidak bisa mengisi aki dengan baik, ideal tegangannya 13,5 volt," tambahnya.
Dalam penggantian kiprok juga sebaiknya sesuai dengan ukuran standar pabrikan, pasalnya semua kelistrikan ada hitungannya.
Jadi enggak bisa tuh asal-asal tukaran kiprok karena harus melihat dulu sistem kelistrikan di motor kamu yang masih halfwave, fullwave, atau fullwave triple phase.
Loh apa sih yang dimaksud dengan kelistrikan halfwave dan fullwave ini? Sabar, nanti akan dijelaskan di artikel lain. Biar enggak melebar dari artikel ini yang ngebahas kiprok, hehehe...