GridOto.com - Sudah pernah coba naik motor ke Embung Batara Sriten yang merupakan puncak tertinggi di Gunung Kidul, DI Yogyakarta?
Kalau belum dan masih bingung memang lagi cari-cari info gimana ara ke sana, atau apa sih Embung Batara Sriten itu, kebetulan kemarin tim GridOto cobain jalan-jalan ke sana nih Sob...
Memang ketinggian bukit ini hanya 950 meter di atas permukaan laut saja, tapi kalau dibandingkan dengan ketinggian rata-rata daerah di Gunung Kidul yang ada di kisaran 200 mdpl, ya jelas kerasa tinggi nih, hehehe.
Puncak Embung Batara Sriten ini berada di daerah Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul, yang enggak jauh banget sama pusat kota Yogyakarta.
(Baca Juga : Naik Motor ke Kebun Teh Kemuning Ngargoyoso, Rute Asyik Buat Sunmori dan Uji Torsi)
Saat GridOto ke sana, hanya perlu waktu motoran sekitar 1,5 jam saja dari kawasan Ring Road Utara Yogyakarta.
Rutenya juga enggak sulit, ikuti saja jalur utama menuju Kota Wonosari Gunung Kidul, tapi nanti di daerah Sambipitu, kamu harus belok ikutin arah ke Nglipar.
Tenang, masih jalan besar dan kondisi jalannya mulus kok, apalagi sepanjang jalan kamu sudah disuguhi pemandangan jajaran perbukitan yang menyejukkan mata.
Sekadar informasi, di daerah Sambipitu ada SPBU kalau kamu ingin mengisi bahan bakar. Kalau sudah masuk belok ke jalan Nglipar hingga Embung Batara Sriten, cuma ada tukang bensin eceran saja nih...
Jangan takut bablas karena petunjuk arah menuju Embung Batara Sriten ini cukup jelas kok!
Nah perjalanan mulai menanjak dan menantang saat kamu mulai berbelok masuk ke jalur bukit Batara Sriten di daerah Pilangrejo.
Kamu bisa berhenti sejenak sebelum mendaki bukit buat makan berat atau istirahat, sebab jujur saja jalur menuju Embung Batara Sriten menanjak banget!
(Baca Juga : Video Perjalanan Wisata Seru ke Bukit Jaddih di Pulau Madura)
Tapi sebetulnya enggak usah khawatir kalau kepikiran buat jajan atau beli makanan sebab sampai di puncak saja masih ada warung di perkampungan yang menjual makanan, tapi cuma makanan ringan saja.
Kondisi jalurnya untungnya sudah dicor sehingga bikin perjalanan lebih terasa nyaman. Mobil truk saja bisa masuk, tapi kalau ada 2 mobil papasan bisa bikin jiper nih sebab yang satu harus mengalah ke pinggir jurang.
Perlu ekstra hati-hati sebab rute tanjakan menuju Embung Batara Sriten dipenuhi tikungan yang enggak ada pembatas jalannya.
Makanya, kamu harus pikir-pikir tuh kalau mau naik Embung Batara Sriten saat cuaca hujan.
Selain itu, enggak ada penerangan jalan jadi jangan sampai bablas keasyikan main sampai malam ya!
Yang lucu adalah, GridOto sempat heran karena sudah menanjak terjal melewati hutan jati, eh ternyata masih ada perkampungan warga di atas bukit.
Sempat heran juga melihat persawahan yang letaknya ekstrim di bukit seperti itu, padahal ampun deh jalurnya terjal banget!
Kalau sudah sampai di area Embung Batara Sriten, kamu harus siapkan dana Rp 5.000 per orang di loket, kemudian tinggal parkir deh kendaraan kamu di tempat yang tersedia.
Sesuai namanya, ada sebuah 'embung' atau kolam tadah hujan di puncak bukit ini yang jadi pusat keunikannya.
Buat kamu pecinta fotografi pasti bakalan betah banget nih foto-foto di Embung Batara Sriten, apalagi kalau kamu bisa menerbangkan drone.
Kalau cuaca cerah, kamu bisa melihat segala penjuru tanpa hambatan apapun karena ya... namanya juga puncak tertinggi, haha!
Paling jelas tentu kamu bakal dimanjakan dengan hamparan persawahan luas di daerah Klaten dan gunung Merapi-Merbabu di utara, Samudera Hindia di selatan, Kota Yogyakarta di arah Barat, hingga jejeran perbukitan kapur Gunung Kidul di timur.
Fasilitas yang ada di objek wisata ini juga termasuk memadai seperti toilet umum yang bersih, jejeran warung kalau kamu mau ngopi-ngopi, musala, hingga saung-saung buat beristirahat.
Malah saat GridOto sambangi Januari 2019, sedang dikerjakan landasan paralayang, waduh seru banget nih kalau sudah jadi.
Menurut pemilik warung yang GridOto tanya, objek wisata ini mulai dikembangkan tahun 2015 dan ternyata baru ramai akhir-akhir ini saja.
Rata-rata wisatawan lokal banyak yang datang buat berkemah dan pasang tenda lalu menghabiskan malam menikmati kelap kelip lampu kota dari ketinggian.
Sayangnya memang masih banyak wisatawan yang enggak peduli dengan lingkungan sehingga di beberapa sudut masih saja terlihat sampah walau sudah disediakan tempat sampah. Duh malu-maluin saja nih!
Nah sekadar pengingat saja nih buat Sobat GridOto yang mau ke Embung Batara Sriten baik dengan mobil atau motor, coba dicek baik-baik kondisi remnya ya.
Sebab jujur saja perjalanan turun lebih terasa ngeri-ngeri sedap dengan banyaknya turunan yang berkelok tanpa ada pembatas jalan.
Makanya, lebih enak kalau naik motor yang ada giginya ketimbang naik motor matik yang enggak ada engine brake, kebetulan deh GridOto and the gang pakai 2 Kawasaki ZX130 dan 1 TVS Apache 160.
Bukan berarti enggak boleh naik matik ya, tapi harus ekstra hati-hati aja nih ngeremnya biar enggak sampai ngeblong.
Yuk deh langsung aja nih jajal naik motor atau touring ke Embung Batara Sriten daripada penasaran sampe kebawa mimpi, sekalian nguji torsi motor kamu tuh masih kuat apa enggak... Hehehe...