Yang lucu adalah, GridOto sempat heran karena sudah menanjak terjal melewati hutan jati, eh ternyata masih ada perkampungan warga di atas bukit.
Sempat heran juga melihat persawahan yang letaknya ekstrim di bukit seperti itu, padahal ampun deh jalurnya terjal banget!
Kalau sudah sampai di area Embung Batara Sriten, kamu harus siapkan dana Rp 5.000 per orang di loket, kemudian tinggal parkir deh kendaraan kamu di tempat yang tersedia.
Sesuai namanya, ada sebuah 'embung' atau kolam tadah hujan di puncak bukit ini yang jadi pusat keunikannya.
Buat kamu pecinta fotografi pasti bakalan betah banget nih foto-foto di Embung Batara Sriten, apalagi kalau kamu bisa menerbangkan drone.
Kalau cuaca cerah, kamu bisa melihat segala penjuru tanpa hambatan apapun karena ya... namanya juga puncak tertinggi, haha!
Paling jelas tentu kamu bakal dimanjakan dengan hamparan persawahan luas di daerah Klaten dan gunung Merapi-Merbabu di utara, Samudera Hindia di selatan, Kota Yogyakarta di arah Barat, hingga jejeran perbukitan kapur Gunung Kidul di timur.
Fasilitas yang ada di objek wisata ini juga termasuk memadai seperti toilet umum yang bersih, jejeran warung kalau kamu mau ngopi-ngopi, musala, hingga saung-saung buat beristirahat.
Malah saat GridOto sambangi Januari 2019, sedang dikerjakan landasan paralayang, waduh seru banget nih kalau sudah jadi.
Menurut pemilik warung yang GridOto tanya, objek wisata ini mulai dikembangkan tahun 2015 dan ternyata baru ramai akhir-akhir ini saja.
Rata-rata wisatawan lokal banyak yang datang buat berkemah dan pasang tenda lalu menghabiskan malam menikmati kelap kelip lampu kota dari ketinggian.
Sayangnya memang masih banyak wisatawan yang enggak peduli dengan lingkungan sehingga di beberapa sudut masih saja terlihat sampah walau sudah disediakan tempat sampah. Duh malu-maluin saja nih!
Nah sekadar pengingat saja nih buat Sobat GridOto yang mau ke Embung Batara Sriten baik dengan mobil atau motor, coba dicek baik-baik kondisi remnya ya.
Sebab jujur saja perjalanan turun lebih terasa ngeri-ngeri sedap dengan banyaknya turunan yang berkelok tanpa ada pembatas jalan.
Makanya, lebih enak kalau naik motor yang ada giginya ketimbang naik motor matik yang enggak ada engine brake, kebetulan deh GridOto and the gang pakai 2 Kawasaki ZX130 dan 1 TVS Apache 160.
Bukan berarti enggak boleh naik matik ya, tapi harus ekstra hati-hati aja nih ngeremnya biar enggak sampai ngeblong.
Yuk deh langsung aja nih jajal naik motor atau touring ke Embung Batara Sriten daripada penasaran sampe kebawa mimpi, sekalian nguji torsi motor kamu tuh masih kuat apa enggak... Hehehe...