"Justru yang kita rasakan di kulit, terus kita kena panas matahari dan panasnya itu seperti di tusuk-tusuk itu dari infra-red," kata Chris lagi.
"Jadi yang kita ukur adalah infra-red dan total solar energy rejected-nya, angka itu yang harus dilihat total dia sanggup nolaknya berapa persen," imbuhnya.
Selanjutnya kaca film yang baik adalah tetap terlihat terang ketika dilihat dari dalam kabin mobil, baik oleh pengemudi maupun penumpang.
Khususnya untuk kaca film bagian depan mobil, jangan sampai kaca film yang dipasangkan malah menggangu pandangan saat berkendara.
(Baca Juga : Blak-blakan Eddie Salim: Jadi yang Pertama Pakai Kaca Film di Depan, Dulu Sempat Enggak Ngerti Cara Pasangnya)
"Tapi yang perlu distandarisasi adalah VLT (Visible Light Transmeted), jadi standar kegelapan di kaca mobil," ucap Chris.
"Yang kami rekomendasikan untuk kaca depan maksimal tingkat kegelapannya 40 persen. Jadi yang saya fokuskan adalah jangan sampai kita melanggar faktor keamanan sehingga bisa menimbulkan sesuatu," tambahnya.
Terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah cari produsen kaca film dengan track record yang bagus.
Sehingga jika terjadi kerusakan yang tidak disengaja bisa diganti atau bisa diklaim.
(Baca Juga : Blak-blakan Eddie Salim: Awal Mula Membangun Bisnis V-Kool Indonesia)
Selain itu, sesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.
"Banyak juga kaca film baru yang bermunculan, di situ kostumer alangkah baiknya mengetahui perusahaan yang mendistribuskan," ujar Chris lagi.
"Namun tetap harap berhati-hati, kalau bisa membeli produk yang perusahaanya ini bisa dipertanggungjawabkan dan memiliki track record yang bagus," tutupnya.