Ia menerangkan, ambrolnya dinding seperti yang terjadi di Jakarta dan Surabaya sebenarnya disebabkan adanya perubahan morfologi.
Sederhananya, alam memiliki kondisi stabil kalau tidak diganggu.
Sedangkan manusia sendiri dengan pembangunannya, bisa sedikit mengganggu alam lewat bantuan teknologi, misalnya membangun dinding.
(Baca Juga : Bagaimana Cara Merawat Bodi Bercat Anodize? Ternyata Gampang Banget)
"(Pembuatan) dinding inilah yang harus kuat menahan beban dari samping. Ini sebenarnya ambrol ke samping akibat perubahan morfologi atau kemiringan lereng, jadi bukan ambles ke bawah," kata Rovicky menegaskan.
Pembangunan jalan raya, gedung, jembatan, dan apapun itu perlu mengkaji sisi geologinya.
Menurut Rovicky, ini karena setiap batuan memiliki kekuatan yang berbeda sehingga memiliki dinamika berbeda pula saat terkena air.
"Oleh karena itu, perlu diketahui kondisi batuan serta morfologi tanahnya sebelum dibangun konstruksi di atasnya. Termasuk membangun jalan, jembatan, maupun gedung," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Geologi Ungkap 2 Penyebab Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya".