“Nah inilah kelebihan kita, punya baterai ini, di negera lain masih susah," tambah Luhut.
(Baca juga: Mesin LMPV Ini Dipasang Turbo, Langsung Ngacir!)
Sebagai bentuk keseriusannya, Luhut mengatakan telah mengimplementasikan dalam bentuk pemberian izin investasi.
Yakni kepada Tsingshan Group sebagai perusahaan stainless steel asal Tiongkok untuk memproduksi baterai litium di Morowali.
Sejauh ini China dan Jepang telah melakukan investasi sebesar 700 dolar AS untuk pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik.
Menurut Luhut, nilai investasi tersebut untuk membangun pabrik peleburan nikel dengan kapasitas 50.000 ton per tahun.
Sementara itu untuk soal tenaga kerja yang akan digunakan, Luhut mengatakan tidak perlu khawatir.
(Baca juga: Keren Nih 4 Motor Custom Siap Ikutan Event di Italia)
Menurutnya, meski tahap awal akan memakai tenaga ahli dari masing-masing negara, namun nanti akan ada transfer teknologi.
“Untuk awal, ya kami bolehkan mereka memakai tenaga dari negara tersebut selama maksimal empat tahun, tapi kami minta mereka harus bangun politeknik untuk gantikan tenaga asing itu.”
“Peneliti kita (dari dalam negeri) juga kami minta dilibatkan dalam produksi agar ada transfer teknologi," ucap luhut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembangunan Pabrik Baterai Morowali Dimulai Sebulan Lagi"