Namun karena ada kendala di harga jual, produk motor listrik Zero tak sesukses yang diharapkan.
“Akhirnya timbul ide, pada saat itu kami dengan timnya Pak Nur dari ITS, untuk bikin motor sendiri,” jelas Harun.
Ide ini dinilai masuk akal, sebab menurutnya kalau mau membangun kendaraan berbasis internal combustion engine mungkin Indonesia sudah ketinggalan jauh dengan negara lain.
“Kita baru mulai develop, jadi enggak mungkin. Karena skala ekonominya enggak bakal dapat,” imbuh Harun.
(BACA JUGA: Blak-blakan Minoru Morimoto: Kompetisi di Indonesia Tidaklah Mudah)
“Jadi kami lihat potensinya, kalau kita mau punya industri nasional yang berkembang. Saat ini semua negara sedang mengembangkan kendaraan listrik, karena latar belakang serta kompetensi yang dimiliki tiap negara saat ini sama,” lanjutnya.
Tak mau kehilangan momentum, sejak 2014 riset Gesits dilakukan oleh tim ITS.
Di tahun 2015, bentuk prototipe Gesits sudah kelihatan dan langsung dipamerkan pada ajang Motor Show di Jakarta.
“Gesits ini bukan barang baru yang dipakai Jokowi, terus ujug-ujug jadi. Sejak 2014 kami sudah mulai dengan tim Pak Nur dari ITS. Motornya jadi, bodinya belum ada, masih pakai kerangka doang,” tambah Harun.