GridOto.com – Peluncuran Suzuki Ertiga beberapa bulan setelah kehadiran Mitsubishi Xpander tentu banyak orang yang membandingkan, apa iya Ertiga generasi kedua ini bisa menantang Xpander?
Tapi kali ini kami bukan mengulas Ertiga versi tertinggi, melainkan versi menengah bertransmisi manual.
Lalu seberapa enak mobil bertansmisi 5 percepatan manual ini ketika digunakan sehari-hari?
Sebelum lebih dalam mari kita ulas dari sisi desain pada Ertiga, memang kalau dibanding Xpander MPV baru andalan Suzuki ini tidak terlalu extraordinary.
Tampang depan dengan lampu lebih pipih sedikit mengingatkan pada Toyota Kijang Innova, memang kalau dilihat jauh lebih sporti dari generasi sebelumnya.
Tampang sampingnya sedikit mengingatkan pada Mobilio dan Xpander terutama pada bagian kaca di pilar D yang membuatnya seakan mengambang.
Sementara saat lihat buritan, desain lampu memang terlihat keren dengan penggunaan LED, tapi dari segi ukuran seperti terlihat kurang proporsional.
Desain interior Ertiga terlihat elegan dengan balutan warna beige di seluruh kabin, terlebih terdapat panel kayu yang menghiasi bagian dasbor.
Desain setir pun membuat mobil ini terasa elegan berkat balutan kulit yang dikombinasi panel kayu.
Sayang, desain bagian tengah dasbor jadi terlihat sederhana berkat absennya AC digital yang di generasi awal justru sudah disematkan.
Oiya Ertiga baru ini menggunakan platform baru HEARTECH dengan dimensi lebih panjang 130 mm.
Selain ruang kargo yang lebih lapang, diklaim platform baru ini lebih rigid yang berefek pada handling mobil.
Dimensi mobil yang besar tentu berpengaruh pada akomodasi di Ertiga terbaru, tapi seberapa baik ruang kabinnya?
Kami pun melakukan pengetesan dengan tester berpostur tingg 170 cm, hasilnya untuk penumpang di baris kedua legroom masih menyisakan jarak lebih dari 10 jari.
Hasil di atas dengan kondisi jok baris kedua dimundurkan ke posisi paling belakang.
Sementara saat jok baris kedua dimajukan untuk berbagi ruang dengan orang yang duduk di baris kedua masih nyisakan 4 jari.
Headroom di baris kedua masih menyisakan jarak 7 jari, jadi masih terasa nyaman.
Lantas bagaimana dengan penumpang di baris ketiga, apakah masih lapang?
Rupanya dimensi yang bertambah panjang sangat berpengaruh terhadap keluasan kabin, buktinya penumpang di baris ketiga soal legroom masih menyisakan jarak 8 jari.
Tapi memang jangan berharap banyak terhadap headroom yang menyisakan 4 jari.
Tidak hanya baik bagi penumpang, faktanya kargo Ertiga baru juga punya nilai positif bagi ruang kargo.
Rata lantai begitu jok dilipat tentu akan makin memudahkan Anda saat membawa barang, terlebih ketika jok baris kedua dilipat juga masih rata lantai.
Tapi memang ada sedikit perbedaan konfigurasi, jok baris ketiga punya format pelipatan 50:50 sementara jok baris kedua 40:60.
Jadi ketika Anda ingin bawa barang berukuran panjang, bisa dengan mudah tanpa harus mengorbankan semua jok penumpang.
Oiya, di bagian bagasi juga terdapat ruang penyimpanan rahasia berukuran besar, tempat ini bisa memuat lebih dari 5 pasang sepatu misalnya.
Soal kepraktisan juga jadi perhatian Suzuki demi mendengar keinginan calon konsumen di Ertiga generasi kedua ini.
Terbukti, ruang penyimpanan juga tidak sedikit meski belum bisa menyaingi kepunyaan Xpander.
Di baris pertama, masing-masing pintu terdapat satu buah cup holder lengkap dengan ruang penyimpanan terbuka.
Lalu di bagian konsol tengah terdapat cup holder berventilasi, jadi saat Anda meyimpan minuman kaleng bisa terjaga suhunya.
Ruang kompartemen tertutup ada di dua tempat, yang berukuran besar ada di laci dasbor sementara yang berukuran kecil ada di sisi kanan untuk menyimpan koin atau uang elektronik.
Di baris kedua dan ketiga, cup holder juga tersedia masing-masing 1 cup holder.
Kepraktisan bukan soal kompartemen saja, pelipatan jok Ertiga juga terbilang praktis, cukup satu tarikan saja jok baris kedua sandaran beserta alasnya bisa maju untuk memberi akses ke jok baris ketiga.
Begitu juga dengan jok baris ketiga, melipatnya cukup sekali tarikan tuas yang ada di bahu jok sehingga lebih mudah.
Lanjut bicara soal fitur, apakah yang istimewa di Ertiga terbaru ini?
Head unit di tipe GX MT ini sudah terbilang canggih, berlayar sentuh ukuran 6,8 ini memiliki beberapa koneksi yang bisa dimanfaatkan baik pakai kabel via aplikasi Weblink ataupun nirkabel lewat Bluetooth.
Meski bertransmisi manual, tapi Ertiga tipe GX ini sudah disematkan start/stop engine pastikan Anda injak pedal kopling terlebih dahulu sebelum tekan tombol ini untuk menyalakan mesin.
Lampu utama sudah manfaatkan proyektor meski belum pakai HID ataupun LED.
Tombol audio dan telephoni juga tersedia di lingkar kemudi untuk memudahkan pengemudi melakukan pengaturan tanpa konsentrasi harus terganggu.
Tidak lupa, untuk memudahkan pengemudi saat parkir tersedia sensor parkir yang bisa dinonaktifkan melalui tombol yang ada di dasbor sisi kanan.
Lalu fitur-fitur lain yang memang sudah menjadi peranti standar di Ertiga ada ABS, EBD, dual airbags sampai jok Isofix.
Oke, sekarang kita bahas bagaimana impresi berkendara dari mobil seharga Rp 223 juta ini.
Karena ini bertransmisi manual, injakan pedal koplingnya benar-benar ringan, sehingga tidak bikin pegal saat harus bermacet-macetan di jalanan kota besar.
Desain shift knob juga terasa pas digenggam, dan yang terpenting pergerakkannya terasa pas dan tidak terlalu jauh.
Posisi duduk di Ertiga juga terasa pas, terlebih bagi saya yang suka posisi duduk sedikit rendah.
Posisi ini lebih pas dibanding Xpander yang sedikit lebih tinggi ataupun Mobilio yang cenderung lebih rendah.
Agak sulit ketika ingin membandingkan performa Ertiga GX MT ini dengan rival sekelas.
Ya, karena rata-rata Agen Pemegang Merek memberikan kami mobil tes varian flagship terlebih bertransmisi otomatis.
Mengusung mesin K15B berkapasitas 1.462 cc 4 silinder VVT ini mampu hasilkan tenaga 104,7 dk dan torsi 138 Nm.
Hasilnya, untuk akselerasi dari 0-100 km/jam mampu menorehkan waktu 11,2 detik.
Lantas untuk konsumsi BBM, rute Dalam Kota Ertiga mampu mencatatkan 14,5 km/l.
Sementara pada rute Tol dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam bisa menghasilkan 18,6 km/l.
Bagaimana dengan kenyamanan Ertiga yang memang terkenal nyaman di generasi pertama?
Dari yang kami rasakan, Ertiga berhasil mempertahankan titahnya sebagai salah satu Low MPV paling nyaman.
Jika dibanding Honda Mobilio tentu jauh berbeda, tapi saat disandingkan dengan Xpander keduanya bisa dikatakan mirip soal bantingan suspensi.
Tapi yang bikin Ertiga kini lebih menyenangkan dikendarai tentu berkat teknologi HEARTECH yang bikin sasis lebih rigid dan berefek pada handling-nya kini lebih mantap ketika diajak menikung cepat.
Jadi bisa disimpulkan kalau Ertiga punya banyak ubahan mulai dari desain, mesin sampai kesenangan berkendara.
Tapi kalau dibanding Xpander, tampaknya Suzuki masih harus belajar banyak pada Mitsubishi.
Ini video impresi kami terhadap Suzuki Ertiga GX bertransmisi manual: