"Kalau servis ringan kurang lebih abis Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu lah. Itu mahal di oli doang sih, kalau mau pakai oli murah ya bisa aja lebih murah," katanya.
Sebagai pencinta Royal Enfield, ia berharap, Royal Enfield tetap mempertahankan ciri khas 'klasik' pada tiap model barunya.
Selain itu, ia juga berpendapat agar pabrikan bisa meluncurkan Royal Enfield Classic 500 dengan mesin karburator.
(BACA JUGA: Royal Enfield 1961 Jadi Motor Listrik Pakai Baterai Nissan Leaf)
Bukan tanpa alasan, menurutnya, jika dipakai touring ke kota-kota kecil ia dan rombongan kerap kesulitan untuk menemukan bahan bakar dengan oktan yang tinggi.
"Karena gua sempet ada masalah injektor waktu di Poso, karena kalau lu jalan ke daerah, itu nyari bensinnya susah. Yang kedua, bensin di atas premium susah banget, kecuali di kota besar," ujarnya.
"Contoh, gua kemarin dari Manado ke Gorontalo lewat hutan, kalau ga ada pom bensin kan gua beli eceran. Mungkin karena gua beli eceran kadar airnya banyak, ternyata injektornya jadi berkarat. Jadi selama 150 km mbrebet," kata pria berusia 50 tahun tersebut.