Berkat Masukan Masyarakat Madura, Kini Tol Suramadu Punya Nama Baru

Adi Wira Bhre Anggono - Sabtu, 27 Oktober 2018 | 19:08 WIB

Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembebasan tarif Tol jembatan Suramadu di atas truk logistik, Sabtu (27/10/2018) (Adi Wira Bhre Anggono - )

Tingkat kemiskinan masyarakat Madura masih terbilang tinggi bila dibandingkan daerah lain di sekitarnya, yaitu sekitar 16-23 persen.

Sementara, tingkat kemiskinan di wilayah lain seperti di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo hanya sekitar 4-7 persen.

(Baca juga: Pascagempa dan Tsunami, Jembatan Kuning di Palu Akan Dibangun Kembali)

Padahal sebelumnya pada 2016 lalu, tarif Tol Jembatan Suramadu sudah dipangkas 50 persen, serta pada 2015 para pengguna kendaraan roda dua atau Golongan VI tak perlu lagi membayar tarif.

“Tetapi dari kalkulasi dari perhitungan yang kita lihat, bahwa belum memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kepada Madura,” kata Presiden.

(Baca juga: Asyik! Jembatan Suramadu GRATIS Mulai Sabtu 27 Oktober Pukul 17:00 WIB)

“Oleh sebab itu, dengan sekali lagi usulan dan desakan tokoh-tokoh agama, ulama, para kyai dan juga tokoh masyarakat dari Ikama, dari bupati, pada hari ini saya memutuskan Tol Suramadu akan menjadi jembatan non tol biasa,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Artikel serupa pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul “Di Atas Truk, Presiden Resmi Bebaskan Tarif Jembatan Suramadu”.