Namun uniknya, proses produksi enggak berisik sama suara las, palu, atau gerinda. Tapi malah suara dangdut. Biar pekerjanya enjoy dan enggak stres tuh, hehehe...
"Ada 25 orang yang kerja di sini, Senin sampai Sabtu. Saat ini kita lagi produksi knalpot buat Ninja 2-tak," jelas Topan.
Tiap bulannya, knalpot Cream-pie bisa memproduksi hingga 4.000 knalpot.
"Biasanya tiap bulan itu kita produksi buat satu motor. Misal bulan ini kita bikin buat Ninja, nanti bulan depan RX-King, lalu bulan depan ganti lagi motor lain," tambahnya.
Namun knalpot Cream-pie juga terima special order, jadi misalnya kamu datang dengan motor tertentu misal saja Yamaha NMAX dan minta buatkan knalpot, pasti tetap diterima.
"Cepat kok. Paling satu jam juga selesai. Kecuali kalau minta spek ekstra misal buat balap atau apa, pasti kita hitung-hitung dulu," ungkapnya.
Lalu kalau bicara soal material dan proses pengelasannya gimana nih?
"Untuk lasannya kita enggak pakai argon tapi asetilen dan oksigen. Sebab dulu pernah kita coba pakai argon malah enggak kuat. Nah kalau bahan knalpotnya ada besi galvanis dan stainless. Makanya harga knalpotnya berbeda-beda sesuai material," tambahnya.
Untuk harganya, knalpot Cream-pie memang beragam tergantung jenis motornya. Contoh saja untuk Kawasaki Ninja 150 ada yang harganya Rp 500 ribu, ada juga yang sampai di atas Rp 1,5 jutaan.
Tapi satu hal yang jadi kepikiran nih, kok nama mereknya Cream-pie ya?
Saat ditanyakan hal itu Topan hanya tertawa-tawa.
"Jadi emang bikin orang kepikiran sama hal "anu" ya? Tapi justru dengan nama seperti ini jadi gampang buat diingat," beber Topan.
Iya juga ya... Jadi malah keingetan terus... Hehehe...
Kalau kamu mau lihat lebih jelas dapur produksi knalpot Cream-pie di Berbah, Sleman, Yogyakarta bisa langsung deh tonton video ini!