Pengguna Jalan Gak Paham, Pemotor Jangan Kasih Kode Tangan

Dio Dananjaya - Rabu, 17 Oktober 2018 | 18:25 WIB

Ilustrasi rombongan touring sepeda motor (Dio Dananjaya - )

GridOto.com – Bertambahnya jumlah motor di jalan menuntut pengendara mobil untuk lebih berhati-hati.

Untuk itu pengendara mobil harus bisa mengambil sikap jika sewaktu-waktu berurusan dengan motor.

Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan mengikuti pelatihan berkendara.

Karena beberapa institusi safety driving telah menyiapkan materi khusus terkait interaksi dengan motor.

(BACA JUGA: Penjualan Motor Meningkat, Pelatihan Safety Driving Tambah Materi Interaksi dengan Roda Dua)

“Salah satu yang gencar disampaikan ketika pelatihan adalah soal simbol tangan yang sering diberikan pengendara motor,” buka Adrianto Sugiarto Wiyono, Senior Instructor and Road Safety Researcher, Indonesia Defensive Driving Center.

Menurut Rian, kode-kode tangan yang umumnya dipakai oleh komunitas motor di jalan ini punya efek negatif bagi pengguna jalan lainnya.

“Kode itu sebetulnya untuk siapa sih, untuk mereka sendiri atau untuk pengguna jalan lain?” ujarnya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Oleh karena tak dipahami pengguna jalan lainnya, rombongan pemotor yang lewat jalan umum ini kerap membuat panik pengemudi mobil di sekitarnya.

(BACA JUGA: Ternyata Hanya Ini Cara Agar Kota Jakarta Enggak Macet)

“Efeknya adalah pengguna jalan enggak akan mengerti maksudnya,” terang Rian.

Sebagai contoh salah satu kode tangan yang dipakai komunitas motor untuk minggir, yaitu dengan melambaikan tangan atau menunjuk tangan ke suatu arah.

“Minggir itu artinya menyuruh pengendara lain minggir, karena saya bawa rombongan. Atau punya arti yuk kita sama-sama minggir/berhenti?” sebutnya.

“Sekarang kan enggak logis kalau kita kasih kode kepada pengguna jalan lain, kecuali kita punya suatu standar yang sama,” lanjut Rian.

(BACA JUGA: Aturan Ganjil–Genap Ikut Andil Mendongkrak Penjualan Motor?)

Kode-kode tangan inilah yang kerap dimaknai berbeda oleh pengguna jalan lain, misal bagi pengendara roda empat dan selebihnya.

Rian pun menambahkan, ada juga kode lain yang sebetulnya punya maksud baik.

“Contoh menurunkan kaki karena ada sesuatu di jalan. Tapi pengguna mobil kan enggak ngerti apa ngerti maksudnya,” ucapnya.

Hal-hal seperti inilah yang diangkat Rian dalam pelatihan safety driving, khususnya pada materi interaksi dengan motor.

“Kalau enggak ada standar bisa bahaya, harapannya pengendara motor dan mobil bisa saling memahami,” tutupnya.