Fairing baru ini didevelop untuk meningkatkan sisi aerodinamika, sehingga kecepatan meningkat.
“Efek besarnya saat di straight aja, top speed naik tapi enggak terlalu banyak,” sebut Rheza, sang pembalap yang dijuluki The Silent Boy.
Perubahan berikutnya dari riding position, efek dari penggantian setang yang lebih menekuk ke bawah.
“Posisi duduk saat di straight jadi lebih nyaman dan maksimal posisinya,” imbuh Rheza yang berasal dari Yogyakarta ini.
Laju motor makin kencang dengan perubahan di mesin, putaran maksimal dinaikkan.
“Tahun lalu limiter mesinnya 14.800 rpm, sekarang 15.200 rpm,” imbuh Anggono sambil menyebut untuk keseluruhan mesin sama dengan spek tahun lalu.
Jika ditelaah dari motor tahun 2017, bagian dalam mesin tetap standar sesuai regulasi.
Perubahan ada di penggunaan knalpot HARC Pro, pemasangan radiator besar dan oil cooler, dan ada ram air duct besar mengganti posisi lampu.
ECU pun langsung pakai produk garapan R&D Honda, lengkap banget!
Bagian suspensi ternyata juga mengalami upgrade, agar handlingnya semakin baik saat bermanuver.
“Yang depan tak banyak berubah, tapi yang belakang utamanya ada perbaikan di oil damper, lebih tahan pada kenaikan temperatur, sehingga kendati makin panas performa suspensi tak berubah,” terang Yohanes Martono, Engineer PT. Showa Indonesia Mfg., yang ditugaskan mengawal para pembalap AHRT.
Sisanya, spesifikasinya tidak berubah banyak dibanding versi 2017, seperti pelek ringan Galespeed GP1s.
Dengan beragam ubahan itu, pantas sih kalau semakin ngacir dan antarkan Rheza jadi juara Asia!
Data modifikasi:
Pelek: Gale Speed 3.00x17 & 4.25x17
Ban: Dunlop Sportmax α-13 SP 110/70R17 & 150/60R17
Disc brake: Yutaka
Knalpot: HARC Pro
Suspensi depan: Showa SFFF
Suspensi belakang: Showa BFRC
Tuas rem: Gale Speed
Tuas kopling: Gale Speed
ECU: Honda
Quick shifter: Honda
Steering damper: Ohlins