Otoseken: Jualan Motkas Surabaya Tetap Bergairah? Ini Rahasianya

Hendra - Minggu, 28 Oktober 2018 | 09:10 WIB

Motor bekas Surabaya bergairah (Hendra - )

GridOto.com Nilai tukar dollar belum stabil, daya beli lesu, eh harga BBM baru saja diumumkan naik.

Tapi itu semua tidak berdampak negatif penjualan motor bekas di Surabaya.

Menurut Abdul Aziz, pemilik showroom motor bekas Lutfi Motor di Jl. Ketintang Barat No. 27A, Surabaya, Jawa Timur.

Ibarat tim sepak bola, semua tergantung pelatihnya. Secermat apa dia mencari cara supaya penjualan bisa stabil.

(BACA JUGA : Otoseken: Segini Harga Pasaran BeAT dan Mio J Bekas di Jogja)

Lebih konkretnya, pria yang sudah menekuni profesi jual-beli motor seken selama 20 tahun ini mengatakan semua juga ditentukan oleh jaringan yang kita punya.

“Makelar berperan memutar distribusi motor. Kalau motor di showroom penuh, bagaimana caranya dia bisa ‘buang’ keluar. Kalau showroom kosong, bagaimana caranya dia bisa ‘isi’," kata Aziz.

Untuk itu, Aziz harus punya banyak chanel. Jadi tak hanya memanfaatkan konsumen datang. Tapi juga sesama showroom motor seken.

Aziz membangun jaringan bukan hanya dengan teman sesama pedagang motkas. Semuanya berasal dari daerah Driyorejo. Tapi juga dengan anak-anaknya yang punya profesi sama.

“Anak kandung saya ada 5 orang. Ketambahan dengan keponakan, total semua ada 11 orang. Dari sini kami membangun jaringan. Jadi bisa saling bantu," sebutnya.

(BACA JUGA :Otoseken: Nih 5 Motor Bekas Favorit Buat Bahan Kustom Cafe Racer)

Misal, saya enggak ada barang, maka bisa pinjam motor punya showroom anak atau keponakan untuk dijual di sini.

Sebab kalau mengandalkan konsumen yang datang saja agak susah.

"Tapi jaringan kami sudah antar bakul yang sama-sama warga Driyorejo. Makelar kami pun bisa saling isi kekosongan antar showroom,” kata Aziz yang per bulan masih bisa jualan 60 unit motor.

Memang agak turun ketimbang sebelumnya tapi relatif masih stabil di angka segitu.

Namun demikian, Aziz mengaku, banyak juga showroom motkas yang ada di kawasan Ketintang – Karah yang gulung tikar.

“Apalagi kalau enggak punya jaringan dan pakai modal dari uang pinjaman bank. Pasti hancur,” yakin Aziz.

Keyakinan inipun GridOto.com buktikan dengan mendatangi showroom motkas yang ada di Lidah Kulon, Surabaya Barat.

Diakui oleh Rais selaku pemilik Doa Ibu Motor, yang ada di Jl. Raya Lontar – Lidah Kulon No. 12, Surabaya Barat bahwa penjualan saat ini jauh merosot ketimbang sebelumnya.

“Paling parah bulan September lalu. Kami cuma bisa menjual 21 unit motor. Bulan sebelumnya ketika ekonomi dan dollar masih stabil bisa 30 unit,” sebut Rais.

Rais mengaku tidak punya jaringan showroom motkas, meskipun dia mengaku kenal dengan para pedagang di sentra motkas Ketintang.

“Saya lebih memilih melayani konsumen yang langsung datang. Sebab kalau menggunakan sistem jaringan, butuh modal 2 kali lipat lebih besar,” beber Rais.

Selain itu, Rais juga mengakui modal yang dia pakai usaha berasal dari pinjaman bank. “Cicilan per bulan ke bank sudah pasti. Tapi kalau jualan enggak pasti seperti sekarang, modal pasti bisa terganggu,” tutup Rais.