Jadi berhasil tidaknya, cepat tidaknya, semua bergantung pada sang rider.
Beberapa tahun kemudian sistem pengereman muai berkembang dengan pesat.
(BACA JUGA: Pembalap Indonesia Rio Haryanto Balapan Lagi, Formula 1?)
Lalu tiba saatnya penyeragaman software Magneti Marelli yang cukup mengubah sistem di motor, terutama masalah pengereman.
Penyeragaman Magneti Marelli ini membuat peran engine brake control jadi penting.
Sobat GridOto.com tahu dong apa itu engine brake, sering kalian pakai kok.
Engine brake control ini membuat torsi negatif yang dihasilkan menjadi lebih berguna untuk pengereman, sesuai dengan keperluan sang rider.
Biarpun engine brake sudah punya peran penting, kolaborasinya dengan rem belakang nampaknya juga tak begitu baik.
Selain risiko highside, ban belakang juga mudah tergerus.
Contohnya Marc Marquez saat di Mugello tahun 2015 yang harus keluar balapan karena kebanyakan late braking menggunakan rem belakang.
Saat ini, kolaborasi rem belakang dengan engine brake sudah ditinggalkan.
(BACA JUGA: MotoGP Thailand Kasih Pelajaran Berharga Buat Pabrikan Ban Michelin)
Canggihnya software Magneti Marelli membuat penggunaan rem depan sangat dominan.
Jika sobat lihat, saat ini roda belakang motor agak terangkat saat melakukan hard braking ketika mau masuk tikungan.
Rem belakang hanya punya sedikit peran, yakni membantu penyesuaian dan menstabilkan motor.
Untuk mempermudah pemahamanmu tentang rem zaman now MotoGP, tonton video pendek berikut ini
There's more than one way to slowdown a #MotoGP bike ⛔️
— MotoGP™???????????? (@MotoGP) 21 April 2018
Take a closer look at the different types of braking and the control the rider has ???? pic.twitter.com/O1XqLjd8O3