Di sisi lain, kuasa hukum Kolonel Schnelle mencoba membela kliennya dengan menekankan bahwa sang komandan tak pernah melanggar hukum.
“Pria ini memiliki karakter yang baik. Dia tidak pernah berurusan dengan hukum di mana pun dan sudah memberi kontribusi kepada masyarakat,” ujar kuasa hukum Schnelle.
Schnelle pun mengatakan, seharusnya kesalahan pribadinya tidak dikaitkan dengan pencapaian pasukan yang dipimpinnya.
“Sebuah pondasi yang solid sudah dibentuk, baik dalam level taktis, operasional, dan strategis. Masa depan pasukan ini amat baik,” ujar Schnelle.
(Baca juga: Video: Mencoba Melewati Rintangan dengan Menggunakan 'Kacamata Mabuk')
Korps Marinir AS kemudian menunjuk Letnan Kolonel Jeramy Brady untuk menggantikan Kolonel James Schnelle hingga kontingen pasukan dirotasi.
Saat ini, sebanyak 1.500 personil Korps Marinir AS ditempatkan di Darwin, Australia dan nantinya akan ditambah hingga 2.500 personil.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul “’Nyetir’ Sambil Mabuk, Komandan Marinir AS di Australia Dicopot”.