GridOto.com - Salah satu kelas menarik dari Yamaha Endurace Festival 2018, adalah kelas Komunitas Sport 150 dan Sport 250.
Soalnya kelas ini diisi tidak hanya tim profesional, namun juga terbuka untuk privateer umum, misalnya anggota klub motor Yamaha.
Makanya macam-macam latar belakang para pembalap di kelas ini, salah satunya bahkan pekerja kantoran.
Hebatnya, biar modalnya pas-pasan, tim ini bisa bersaing dengan kompetitor lain lho! Yuk kita simak aksinya!
(Baca Juga : OtoRace: Yamaha Endurace Festival 2018, Balapan Ketahanan dengan Strategi)
Pekerja kantoran ini adalah M. Jalu Tasrihanto, dengan tandem Timothy Tatsuya dari tim Yamaha R25 Owner Indonesia (YROI).
Balap di kelas Sport 250, Jalu dan Tatsuya membangun YZF-R25 tunggangan mereka dengan modal terbatas.
"Bahkan ban saja pakai bekas, depan pakai Pirelli Supercorsa, belakang pakai Dunlop Sportmax bekas kami balap," terang Jalu, yang sehari-hari bekerja sebagai marketing mobil.
Motor yang dibangun di TJM Bike Corner ini, mereka pakai di balapan lain, seperti Yamaha Sunday Race.
Untuk spek lain seperti mesin, Jalu dan Tatsuya menyesuaikan regulasi Yamaha Endurance Festival 2018.
"Mesin standar, hanya ganti knalpot WRX, setting CO dan pakai gearset SSS dan rantai 415, fokus kami lebih ke handling," terang Jalu.
Berbeda dengan balapan lain, endurance atau ketahanan lebih fokus agar mesin awet dipakai puluhan lap.
Rombakan area handling, ada di suspensi depan yang disetting, dan belakang pakai merek RPM. Dipasang juga steering damper NUI agar menikung lebih stabil.
"Kalau handling lebih nyaman, bisa lebih nge-push dan stabil laptime-nya," jelas Tatsuya. yang bersama Jalu mencatat laptime terbaik 1:57.755.
Handling yang baik, soalnya secara fisik, Jalu tidak se-fit pembalap profesional yang menjaga kondisi badan.
"Senin sampai Sabtu kerja, kadang Minggu masuk juga, makanya waktu fitness dan olahraga terbatas, alhasil persiapan cuma istirahat yang cukup," aku Jalu.
Selain itu, dibanding kompetitor lain yang profesional, performa R25 tunggangan Jalu & Tatsuya jelas tidak seimbang.
"Di straight kerasa kalah, bisa nahan pas tikungan saja, itu juga jaga-jaga karena kita pakai ban lama," tukas Jalu.
Target dari Jalu & Tatsuya tidak muluk-muluk, yang penting bisa finish, dengan start dari posisi 7.
"Yang berat karena ini balapan endurace, laptime yang stabil lebih penting, nge-push cukup 5 lap awal saja," ungkap Jalu akan strategi balap mereka.
Setelah meraih 27 lap selama 1 jam, Jalu dan Tatsuya akhirnya bisa meraih posisi ke-9, dari 19 starter.
"Biar sesuai target, sebenarnya kurang puas sih, next event semoga bisa maksimal lagi, mulai dari setup motor sampai riding-nya," kata Jalu.
Jalu sendiri mengakui, kalau mengikuti balap seperti Yamaha Endurace Festival jadi pengalaman menarik.
"Hobi yang memacu adrenalin seperti balap, bikin stress dari pekerjaan hilang, sama jadi penyaluran baik dan aman kalau suka ngebut," aku Jalu, yang juga suka touring.
Mantap nih, bisa jadi inspirasi buat pekerja kantoran lain, kalau niat ada, bisa juga ikut balap dan kompetitif.