Namun karena lebih mementingkan fungsi daripada estetika, modifikasi Honda Astrea ini memang terlihat hancur lebur.
Lihat saja kaliper rem cakram yang sudah tidak difungsikan dibiarkan menjuntai saja.
Untuk duduk pengendara (atau mungkin masinis) malah tidak ada jok.
Sedangkan tangki bensin asli yang sudah tidak difungsikan malah diganti dengan jerry can yang digantung di sisi lori.
Karena sudah tidak perlu belok-belok lagi, setang dipotong dan menyisakan sebelah kanan untuk ngegas saja.
Untuk pengereman juga udah enggak pakai tuas rem lagi, tapi pakai tuas tambahan di sebelah kiri seperti becak.
Sayangnya GridOto enggak sempet mengobrol langsung soal modifikasi Honda Astrea jadi lori ini dengan pihak stasiun karena cuma berhenti di Stasiun Banjar sebentar untuk langsiran.
Soal mesinnya juga terlihat masih standar ala Honda C-series yang punya kubikasi 97,1 cc dan berdaya maksimal sekitar 6-7 dk.
Mesin C-series generasi Honda Astrea memang terkenal bandel, irit, dan punya daya tahan kuat.
Mungkin ini yang jadi pertimbangan pihak Stasiun Banjar untuk menggunakan mesin Honda Astrea.
Lalu bagaimana dengan performanya di atas rel?
Walah, sudah ditambahkan beban ekstra ratusan kilogram sih sekadar masih mau maju saja sudah oke tuh!
Tapi jangan salah, lori Honda Astrea ini bisa mencapai kecepatan maksimal lebih dari 120 km/jam.
Iya... Kalau ditempelkan ke lokomotif CC206 yang berdaya 2.250 dk. Hehehe...