"Makanya jika dilihat jika setelah mobil dicuci terdapat baret halus dan swirl bisa jadi karena air yang digunakan keruh dan mengandung mineral besi," jelas Darmawan.
Selain itu, air tanah dengan kandungan mineral tinggi itu jauh lebih mudah membuat water spot atau jamur pada cat bodi mobil.
Ini karena air tanah dengan kandungan mineral tinggi ketika mengering akan meninggalkan deposit atau residu berwarna putih atau biasa disebut di dunia car care sebagai water spot.
(BACA JUGA: Ini Kesalahan Umum yang Terjadi Saat Mencuci Mobil Sendiri)
Untuk mengetahui air mengandung partikel mineral besi atau jernih, Professional Trainer Meguiar's Indonesia Adetio Nasution memberikan contoh mudahnya.
"Masukkan air ke dalam wadah yang bersih dan berwarna cerah, kemudian biarkan selama 30 menit, lihat apakah ada endapan atau tidak," jelas Adetio.
Lanjutnya, untuk memastikannya Anda bisa masukkan tangan perlahan dan raba permukaan wadah apakah permukaan terasa kasar seperti ada pasir.
"Bisa juga Anda buat saringan sendiri dengan kain atau saringan khusus dipasang di keran, lalu lihat setelah air keluar saringan lebih cepat kotor ada endapan atau tidak," tambah Adetio.
Atau kalau mau lebih presisi lagi bisa melakukan pengecekan di laboratorium atau membeli sendiri alat pengukur tingkat kesadahan air dengan harga Rp 60.000-300.000.
(BACA JUGA: Mencuci Mobil Sendiri, Ini 4 Hal yang Mesti Dihindari!)
Persoalan air cuci mobil berikutnya adalah air tanah di Indonesia jarang yang memiliki nilai ph netral.
"Karena faktor geografis, air disini nilai ph-nya bisa di bawah angka 7 (asam) atau malah di atas angka 7 (basa), jarang yang ph airnya netral di angka 7," ujar Darmawan.
Air dengan basa tinggi cenderung kesat atau kering sehingga bisa menyebabkan retak pada bagian clear coat cat mobil.
Sama halnya dengan air yang asamnya tinggi memiliki sifat korosif yang mempercepat cat mobil kusam.
"Direkomendasikan menggunakan air yang netral agar penggunaan sampo mobil dan obat untuk cat mobil juga bisa maksimal," ujar Darmawan.